Menikmati karya seni rupa kini bisa dari rumah. Seperti karya-karya Pameran Tetap Koleksi Galeri Nasional Indonesia yang disajikan secara daring. Salah satunya adalah karya Wakidi (1890 – 1979) berjudul Lembah Ngarai. Karya ini dibuat tahun 1977 dengan media cat minyak pada kanvas berukuran 120 x 200 sentimeter.
Karya ini memiliki ciri-ciri garis yang dinamis, hiruk-pikuk, meliuk menyudut, dan sekaligus melengkung. Objek diaransir lewat pengamatan, gagasan, teknik, serta gaya. Keseimbangan asimetris dicapai dengan meletakkan unsur kesenirupaan itu sedemikian rupa, minim nuansa.
Dalam persepektif Wakidi, alam lebih berupa bongkahan tanah dan batuan yang berlumut, daripada mengungkap hijaunya hutan. Lukisan ini seperti menyiratkan nasib lembah yang dulunya hijau, namun kini kondisinya justru sebaliknya, yaitu gersang. Suatu kenyataan, alam yang tadinya indah nan eksotis, dirusak untuk kepentingan lain, dalam hal ini merujuk pada eksploitasi. Meskipun hal tersebut bukanlah tujuan dari visi Wakidi, namun melalui karya ini ia menawarkan suatu makna lain di luar nilai informatifnya, yaitu Ngarai Sianok (pemandangan alam di sudut Sumatra).
