Tiga Perahu Ditemukan di Lamongan

0
1270
Kegiatan Ekskavasi Kapal Karanggeneng, Lamongan (5/11).
Kegiatan Ekskavasi Kapal Karanggeneng, Lamongan (5/11).

Seiring dengan terjadinya kekeringan, perahu yang terbuat dari baja itu sebagian badannya muncul ke permukaan air. Kelompok penambang pasir-lah yang menemukannya. Penemuan yang tak lazim itu pun kemudian mereka laporkan hingga akhirnya dinas kebudayaan setempat, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sepakat untuk melakukan tindak lanjut. Situsnya berada di jalur sungai Bengawan Solo Desa Mertani, Kecamatan Karanggeneng, Kabupaten Lamongan.

Tak banyak temuan arkeologis dalam bentuk perahu dari masa lalu yang relatif utuh. Di Indonesia, hanya dalam hitungan jari. Belakangan yang sering dibahas adalah perahu kuno Punjulharjo dan Lambur. Temuan kali ini unik, berbahan baja dan diperkirakan berasal dari masa perang dunia kedua (perahu Punjulharjo dan Jambi berbahan kayu dan diperkirakan berasal dari masa klasik).

Kondisi di Lamongan yang sedang terik-teriknya diangap sangat cocok untuk melakukan ekskavasi dan pengangkatan. Dilakukanlah survei ke lapangan untuk mengecek kondisi terkini perahu itu dan menyusun metode ekskavasi dan pengangkatannya. Ternyata ada tiga kapal yang masing-masing berukuran sekitar 5 meter.

Stefanus, peneliti arkeologi maritim, memperkirakan kapal baja itu umurnya relatif muda, berasal dari abad 20. “Sepertinya bukan kapal Belanda, kemungkinan milik tentara Jepang. Perahu Belanda itu umumnya berukuran yang lebih dari enam meter. Namun masih diperlukan penelitian yang lebih lanjut soal ini”, jelasnya.

Tampak Atas Kegiatan Ekskavasi Perahu Karanggeneng, Lamongan (5/11).
Tampak Atas Kegiatan Ekskavasi Perahu Karanggeneng, Lamongan (5/11).

Kondisi situs yang “setengah air-setengah darat” itu tentu tidak dapat langsung diekskavasi. Situs penemuan perahu itu harus “dikandangi” terlebih dahulu untuk mengurangi debit airnya. Air di dalam bendungan itu kemudian dikuras menggunakan pompa air. Setelah kondisinya dianggap sudah memungkinkan untuk dilakukan penggalian, barulah ekskavasi dimulai. Ekskavasi bertujuan untuk menampakkan kondisi perahu dan menemukan temuan lainnya yang masih satu konteks dengan perahu tersebut.

Ketiga perahu itu akan diangkat dan diserahkan ke Dinas Pariwisata Kabupaten Lamongan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. Pengangkatan dan serah terima temuan langka itu dijadwalkan hari ini. Tak lupa, konservasi akan berlangsung sejak perahu itu dibawa ke daratan. Balai Konservasi Borobudur sudah siap sedia mengulurkan bantuan konservasi. Konservasinya akan menggunakan bahan-bahan alami dan meminimalisir penggunaan bahan kimia.