Storyline yang dimaksud adalah alur cerita atau sistematika pameran yang merupkan sekumpulan dokumen atau blueprint tertulis mengenai apa yang akan dipamerkan. Dokumen ini tidak diartikan secara sempit sebagai ouline liear yang sederhana, tetapi meruaakn acuan utama dalam perancangan dan produksi pameran yang di dalamnya mengandug muatan pembelajaran dan pewarisan nilai. Alur cerita ini disusun sebagai kerangka kerja untuk menyampaikan hasil interpretasi mengenai suatu topik yang akan disampaikan dalam pameran.
Narasi yang menjadi sumber dari alur cerita diperoleh melaui hasil penelitian, baik di lapangan maupun hasil studi koleksi. Narasi ini juga penting karena dapat dijadikan topik pameran, yang pada umumnya dilakukan oleh kurator atau bagian koleksi.
Selanjutnya, perlu disusun juga garis besar pameran yang meliputi judul, topik, sub topik, dan point penting dalam pameran. Garis besar ini mencakup deskripsi, gambar-gambar, dan koleksi pendukung ceria.
Proses penyusunan alur cerita dan pengembangan narasi dimulai dari gagasan yang akan disampaikan. Konsepsi dari gagasan yang akan dituangkan ini harus mampu membangkitkan rasa keingintahuan para pengunjung terhadap pesan apa yang akan disampaikan. Namun, pengembangan gagasan pun tidak selalu harus bertumpu pada koleksi, akan tetapi pada informasi secara tekstual atau ilustrasi gambar atau foto.
Sumber: Tjahjopurnomo, dkk, Konsep Penyajian Museum, Jakarta: Direktorat Permuseuman, Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, hlm. 52