Tahukah Anda?
Prasasti Kedukan Bukit merupakan prasasti tertua yang berangka tahun yang ditemukan di Indonesia. Bahkan dalam prasasti ini terdapat tiga pertanggalan dalam satu angka tahun 682 Masehi. Prasasti ini dikenal juga dengan nama Prasasti Śrīwijaya I, dan sekarang disimpan di Museum Nasional, Jakarta, dengan nomor D.146.
Berikut ini adalah terjemahan Prasasti Kedukan Bukit setelah diinterpretasikan kembali—terutama pada unsur pertanggalan pada baris ke-8—oleh de Casparis.[1] dan Boechari.[2]
- Selamat! Tahun Śaka telah lewat 604, pada hari kesebelas
- paro-terang bulan Waiśākha Dapunta Hiyaŋ naik di
- perahu “mengambil siddhayātra“. Pada hari ketujuh paro-terang
- bulan Jyestha Dapunta Hiyaŋ bertolak dari Mināńa
- sambil membawa dua laksa tentara dengan perbekalan
- sebanyak dua ratus (peti) berjalan dengan perahu dan yang berjalan kaki sebanyak seribu
- tiga ratus dua belas datang di Mukha –p-
- dengan sukacita. Pada hari ke lima paro-terang bulan Āsādha
- dengan cepat dan penuh kegembiraan datang membuat wanua
- Śrīwijaya. menang, perjalanan berhasil dan menjadi makmur senantiasa.
[1] Casparis, J.G. de, Inscriptie uit de Çailendra-tijd (Prasasti Indonesia I). Bandung: Masa Baru, 1956.
[2] Boechari, “Harijadi kota Palembang berdasarkan Prasasti Kedukan Bukit”. Makalah dalam Seminar Harijadi Kota Palembang yang ke-1307. Palembang, 17 Juni 1989.
(Sumber: Sejarah Nasional Indonesia, Jilid II)