Peluncuran Google Arts & Culture untuk Pelestarian Warisan Budaya Indonesia

0
1995
Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Harry Widianto, saat mencoba Google Cardboard.
Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Harry Widianto, saat mencoba Google Cardboard.

Teknologi baru bernama Art Camera and Google Cardboard

Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Harry Widianto hadir dalam peluncuran Platform Google Arts & Culture. Suatu Platform yang menggunakan teknologi baru yang dinamakan Art Camera and Google Cardboard. Acara perluncuran ini diseenggarakan pada Kamis, 27 Oktober 2016 di Museum Nasional. Dalam sambutannya Harry Widianto, memberikan apresiasi kepada Google karena ikut melestarikan dan mempromosikan warisan budaya  Indonesia ke seluruh dunia.

Menurut Kepala Kebijakan Publik Google Indonesia, Shinto Nugroho, aplikasi ini sangat bermanfaat. Memudahkan masyarakat untuk mengenal dan memelajari warisan budaya Indonesia secara detail dan menyenangkan. Diharapkan dapat menjadi pemicu masyarakat agar berkunjung ke museum.

Sementara Program Manager, Google Cultural Institute, Dennis Dizon mengatakan bahwa Google Art & Culture adalah usaha dari Google untuk membuat materi budaya tersedia dan dapat diakses oleh siapa saja. Plarform ini dapat melestarikannya secara digital materi budaya untuk kepentingan edukasi dan dapat menginspirasi generasi mendatang.

Dalam Platform Google Arts & Culture beberapa museum dan instansi di Indonesia dimasukan melalui Art Camera and Google Cardboard. Di antaranya museum dan instansi tersebut adalah adalah Museum Nasional, Museum Tekstil dan Museum Seni Rupa & Keramik. Kemudian ada Galeri Batik, Museum Situs Manusia Purba Sangiran, Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko. Ditambah lagi dengan Yayasan Biennale Yogyakarta, dan Agung Rai Museum of Art (ARMA).