Pada Rabu, 12 Agustus 2015 lalu, Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Kacung Marijan meresmikan pembangunan Museum Situs Goa Harimau dengan meletakkan batu pertama. Pembangunan museum situs ini telah dikoordinasikan oleh Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman (Dit. PCBM), Dr. Harry Widianto, didampingi Kepala Subdirektorat Program dan Evaluasi, Judi Wahjudin, M.Hum. dengan Plt. Bupati Ogan Komering Ulu (OKU), Drs. H. Kuryana Azis di Rumah Dinasnya pada 21 April 2015 lalu.
Di situs yang terletak di lereng Bukit Karang Sialang, Desa Padangbindu Kecamatan Semidangaji, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, terdapat gambar atau seni cadas (rock art), dan komplek pemakaman purba yang berumur sekitar 3.500 dan 2.000 tahun.
Menurut Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Dr. Harry Widianto seluruh rangka manusia dari Goa Harimau, yang umumnya dikubur dengan orientasi timur (kepala) dan barat (kaki), merupakan ras Mongoloid. Ciri-ciri morfologis yang mengarah pada Ras Mongoloid adalah dari bentuk Tengkorak yang meninggi dan membundar (brachycephal), tulang tengkorak bagian belakang (occiptal) yang datar, morfologi gigi seri, bentuk orbit mata, kedalaman tulang hidung (nasal), serta dari postur tulang dan tubuh mereka yang khas Mongoloid.
Museum Situs Goa Harimau, yang masterplan dan DEDnya telah dibuat pada 2014 lalu, tidak sekadar untuk memublikasi dan mengomunikasikan segala hal mengenai hasil penelitian di situs ini, tetapi juga sebagai pusat penelitian. Oleh karena masih banyak informasi mengenai “Manusia Goa Harimau” yang harus dan bisa digali dari situs ini. (Judi Wahjudin)