Bangunan Museum Semedo yang berdiri megah di atas tanah seluas 10.582 meter persegi itu, tidak hanya berfungsi sebagai museum saja, tetapi menjadi pusat penelitian dan informasi tentang manusia purba, serta tempat rekresi. Museum ini akan menjadi titik awal pembangunan di daerah Semedeo. Museum Semedo diharapkan menjadi pemicu tumbuhnya sarana dan prasarana yang baik yang diperlukan masyarakat sekitar, yang kedepannya dapat meningkatkan kesejahteraannya.
Situs Semedo adalah situs manusia purba yang ditemukan pada 2005. Selain himpunan artefak litik berupa alat batu massif dan non-massif, juga ada jenis fauna seperti Elephantidae (gajah purba), dan gajah kerdil purba atau Stegodon (pygmy) Semedoensis. Jenis stegodon tersebut diyakini endemik Semedo, tak bisa dijumpai di wilayah lain. Selain itu juga terdapat fosil kera besar atau kera raksasa (Gigantopithecus blacki). Penemuan fenomenal ini mematahkan teori lama yang dicetuskan oleh para ahli paleontologi, yang menyimpulkan bahwa habitat Gigantopithecus hanya berada di sekitar Tiongkok, Vietnam, dan India. Kera ini disebut raksasa karena tingginya mencapai lebih dari 3 meter atau 9–12 kaki, yang ditemukan pada lapisan tanah berumur sekitar satu juta tahun lalu.
Museum Semedo berada di Desa Semedo, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
Baca juga: