Museum Angklung akan Segera Dibangun

0
2970
Pemain Angklung cilik didikan Saung Angklung Udjo.
Pemain Angklung cilik didikan Saung Angklung Udjo.

Bantuan dana Tugas Pembantuan

Pada 2016, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman (Dit. PCBM) memberikan bantuan dana Tugas Pembantuan untuk mendirikan Museum Angklung.

Museum Angklung-1
Saat mempresentasikan usulan desain Museum Angklung oleh Taufik Udjo.

Lokasi SAU sangat strategis dan mudah dijangkau dengan moda transportasi apapun. Sehingga pembangunan Museum Angklung dapat mendukung pelestarian budaya sunda, khususnya angklung. Museum ini juga akan menjadi pelengkap dari fasilitas yang telah ada, seperti replika rumah Udjo, area parkir, toko suvenir, tempat pertunjukan, kantin, bengkel kerja produksi (workshop), green space untuk outdoor performance, ruang kantor, pendopo untuk kegiatan pertemuan informal, mushola, dan penginapan

Museum Angklung-2
Bapak Sam Udjo, anak tertua Alm. Mang Udjo saat menerima teman-teman dari Dit. PCBM saat berkunjung ke SAU.

Didirikan oleh Udjo Ngalagena

Saung Angklung Udjo (SAU) didirikan pada 1966 oleh Udjo Ngalagena dan istrinya, Uum Sumiati, dengan maksud untuk melestarikan dan memelihara seni dan kebudayaan tradisional Sunda. SAU digunakan sebagai tempat pertunjukan, pusat kerajinan tangan dari bambu, dan workshop instrumen musik dari bambu. Selain itu, SAU bertujuan sebagai laboratorium seni budaya angklung serta pusat belajar untuk memelihara kebudayaan Sunda, khususnya angklung.

Berlokasi di Jalan Padasuka 118, Bandung Timur, Jawa Barat, SAU sangat mudah dijangkau dari Jakarta. Mengambil arah Cipularang hingga jembatan Pasopati ke arah Cicaheum. Lingkungan area SAU sangat asri dengan rumpun pohon bambu di berbagai sudut, bangunan di dalam kompleksnya pun didominasi bahan bambu.

Pertunjukan angklung di SAU diselenggarakan secara rutin setiap hari mulai pukul 15.30 sampai 17.30 WIB, di samping pertunjukan khusus di luar waktu tersebut sesuai permintaan pengunjung. SAU juga sering memenuhi undangan untuk tampil baik di dalam negeri maupun luar negeri, misalnya di Turki, Den Haag, Poitiers, Ukraina, dan negara lainnya.

Sebagai salah satu bentuk dedikasi tinggi terhadap pelestarian seni budaya Sunda, khususnya angklung, SAU menjadi pionir pusat budaya angklung karena menyajikan informasi lengkap tentang angklung dan disertai dengan workshop atau bengkel pembuatan angklung sehingga masyarakat mampu melihat dengan lebih dekat proses produksinya sekaligus menikmati pertunjukannya. Hal inilah yang menarik minat wisatawan domestik dan mancanegara untuk datang berkunjung ke tempat ini.

Museum Angklung-3
Anak-anak didikan Saung Angklung Udjo bersiap bermain angklung.

Kompleks SAU secara keseluruhan dibangun di atas lahan seluas 1,5 hektar dan terdiri atas beberapa area bangunan dengan arsitektur khas Sunda, di antaranya bangunan kantor, workshop atau bengkel kerja pembuatan angklung, restoran, dan toko suvenir. Sebagai kawasan wisata budaya yang berkonsep “One Stop Holiday”, Saung Angklung Udjo juga menyediakan fasilitas penginapan atau guest house untuk bermalam dan menikmati suasana wisata budaya Sunda yang eksotis. (Shalihah S.P.)