Menuju SDM Unggul: Ini Kata Jokowi dan Fitra Arda

0
2821
Peringatan Ulang Tahun Ke-74 Republik Indonesia: Menuju SDM Unggul
Peringatan Ulang Tahun Ke-74 Republik Indonesia: Menuju SDM Unggul

Menjelang Peringatan Ulang Tahun ke-74 Republik Indonesia, Presiden Joko Widodo sempat mengemukakan impiannya tentang negara Indonesia dan SDM yang unggul.

Harapannya itu disampaikan lewat Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia dalam Rangka HUT ke-74 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di depan Sidang Bersama Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat dan Pidato Presiden Republik Indonesia di Depan Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia. 

Menurutnya, Indonesia adalah rumah besar untuk semua masyarakat Indonesia, dan impian besar negara ini hanya akan terwujud jika kita mau bersatu. 

Bersatu untuk satu tujuan, bersatu untuk maju menjalani perubahan, dengan rasa optimisme menatap masa depan. 

Semangat inilah yang akan mengantarkan bangsa kita menjadi negara yang merdeka, berdaulat, berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. 

Melalui pidatonya, Presiden Joko Widodo mengajak semua lembaga negara mendukung gebrakan kemajuan demi mengentaskan kemiskinan, menekan ketimpangan, dan membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya. 

Dalam segi kerukunan, Presiden ke-7 Indonesia itu meminta agar tidak ada lagi membeda-bedakan latar belakang agama, suku, ras, maupun golongan. Indonesia sebagai rumah Pancasila harus menjadi tempat yang nyaman untuk semua.

Indonesia membutuhkan SDM unggul yang berhati Indonesia dan berideologi Pancasila.

“Dengan bergandengan tangan kita hadapi intoleransi, radikalisme, dan terorisme. Kita lahirkan SDM yang unggul yang akan membawa kemajuan bangsa”, tuturnya.

Dengan SDM Unggul, Indonesia tidak takut bersaing dengan negara mana pun.

Persaingan akan kita hadapi dengan kreativitas, inovasi, dan kecepatan.

Dalam pidatonya di Depan Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, Joko Widodo juga membahas tentang kebudayaan.

Menurutnya, Indonesia tak akan menjadi negara yang berhasil tanpa budayawan, pemimpin agama, dan pendidik.

Tentang nilai-nilai kebudayaan, Joko Widodo mengingatkan bahwa kemudahan arus komunikasi dan interaksi jangan sampai mengancam ideologi, adab, tradisi, kearifan lokal, seni budaya kita.

 

Ketersediaan SDM Menurut Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Museum

Fitra Arda, Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, juga membagikan pendapatnya tentang SDM Unggul.

Menurutnya, pengelolaan cagar budaya dan museum harus dapat menjadi pilar dalam pembangunan nasional.

Cagar budaya dan museum hendaknya mampu mendongkrak perekonomian rakyat Indonesia. 

Sebagai identitas nasional, cagar budaya dan museum harus dapat dirasakan kehadirannya di tengah-tengah masyarakat, sesuai dengan Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan. 

Tentang kebhinekaan juga sempat diingatkan oleh Fitra. 

“Lewat tinggalan budaya kita bisa belajar tentang menghormati perbedaan. Contohnya adalah Candi Prambanan yang beraliran Buddha dan Candi Sewu yang beraliran Hindu. Kedua candi itu dibangun berdampingan. Pada masa sekarang contohnya adalah Gereja Katedral yang dibangun berdampingan dengan Masjid Istiqlal”, tuturnya.

Mengenai SDM, Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman sudah menyelenggarakan berbagai kegiatan yang dapat mendorong lahirnya tenaga cagar budaya dan permuseuman yang lebih mumpuni. 

Beberapa strategi sudah disusun, salah satunya dengan mengadakan pembinaan yang terarah dan terukur, bekerja sama dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Kemendikbud dengan pemerintah daerah. 

Berbagai program sertifikasi pun disiapkan demi percepatan pemenuhan amanat Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan dan Undang-Undang Cagar Budaya. 

Dengan strategi tersebut pengelolaan cagar budaya dan museum ke depannya akan ditangani oleh tenaga yang benar-benar profesional dan bersertifikat kompetensi. 

 

Dirgahayu Republik Indonesia!

Dirgahayu Negeri Pancasila!

SDM Unggul, Indonesia Maju!

Merdeka!