Menapaki Sejarah Melayu di Keraton Tayan di Sanggau

0
5218
Keraton Tayan di Kecamatan Tayan, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat
Keraton Tayan di Kecamatan Tayan, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat

Keraton di tepi Sungai Kapuas

Berkunjung ke Keraton Pakunegara Tayan, Masjid Kuna, dan Kompleks Makam Raja-Raja Tayan. Peninggalan bersejarah ini berada di Desa Tayan, Kecamatan Tayan, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat menapaki sejarah Melayu di tanah Sanggau. Desa Tayan berbatasan dengan Desa Cempedak dan Desa Emberas di utara, Desa Beginjan di sebelah timur, Desa Tanjung Bunut di sebelah selatan, dan Desa Kawat yang berbatasan langsung dengan sungai Kapuas Besar dan sungai Kapuas Kecil.

Keraton Tayan terletak sekitar 50 meter dari tepi sungai Kapuas Besar, dan dapat dicapai melalui jalan raya rute Pontianak-Sanggau yang berjarak tempuh sekitar kurang lebih 400 km. Seperti umumnya keraton-keraton di Kalimantan, Keraton Tayan menghadap ke arah selatan Sungai Kapuas. Bangunan fisik keraton yang berukuran panjang 110 m dan lebar 70 m ini dibangun di atas 110 tiang-tiang kayu belian setinggi 2 meter.

Keraton Tayan-2
Bagian belakang Keraton Pakunegara Tayan

Dibuat dari kayu belian

Bangunan dua lantai ini berdinding papan belian dan beratap sirap limasan, dan terdiri atas 4 bagian yang terdiri atas ruang balairung, ruang musyawarah, ruang singgasana, dan ruang dapur. Ruang balairung merupakan bangunan tambahan yang dibuat pada 1931. Dahulu digunakan sebagai tempat bagi Sultan untuk menerima tamu-tamu penting dan para pejabat kerajaan. Bagian lain adalah kamar yang digunakan untuk menyimpan benda pusaka kerajaan, gamelan, persenjataan meriam, dan lain-lain. Ruang pertemuan terletak tepat di tengah bagian bangunan. Digunakan untuk tempat pertemuan keluarga Sultan, ruang rapat para staf kerajaan, dan ruang upacara perkawinan.

Keraton Tayan-3
Tim dari Dit. PCBM berfoto bersama teman-teman dari BPCB Samarinda, Disdikbud Kab Sanggau, dan Raja Tayan (keenam dari kiri) beserta Permaisuri (keempat dari kanan).

Ruang singgasana Sultan terletak di bagian paling belakang bangunan. Lantai lebih tinggi daripada bangunan lainnya. Hal ini menandakan kesucian ruang tersebut. Kondisi ruang singgasana ini sudah sangat rusak dan tidak terawat dengan tiang, dinding, lantai, dan atap telah mengalami kemiringan, bocor, dan pelapukan/pengeroposan akibat rayap.

13 kamar ditempati empat kepala keluarga

Ruangan di lantai I merupakan ruang induk. Terdapat 13 kamar yang saat ini ditempati oleh empat kepala keluarga ahli waris kerajaan Tayan. Sebagian besar ruang ini hanya memiliki jendela berteralis tanpa daun pintu, sedangkan Kamar Sultan adalah satu-satunya ruangan yang memiliki daun pintu. Tangga kayu yang menjadi penghubung dengan lantai ke-2 memiliki 14 jendela berteralis. Pada masa lalu, ruangan ini khusus digunakan oleh para putri raja kerajaan Tayan sebagai ruang menenun.

Di bagian sayap kanan bangunan terdapat sisa ruang dapur. Saat ini kondisinya sudah hancur. Hanya tersisa bagian lorong yang menuju ruang tersebut. Menurut kesaksian salah satu keluarga kerajaan Tayan, pada masa lalu terdapat satu pendopo besar yang terletak tepat di depan bangunan keraton sekarang. Bangunan pendopo tersebut saat ini sudah hancur dan tidak bersisa. Pada masa itu Sultan menggunakan bangunan ini sebagai tempat bersantai menikmati pemandangan dan taman-taman di depan keraton. (Shali)