Masjid Raya Al Mashun Lebih Indah dari Istana Sang Sultan

0
2062
Masjid Al Mashun, masjid bersejarah yang berada di Kota Medan.
Masjid Al Mashun, masjid bersejarah yang berada di Kota Medan. Tampak tampat wudhu di sebelah timurnya.

Dipersembahkan untuk Yang Maha Agung

Marmernya didatangkan dari Italia dan Jerman. Kaca patri dari China, dan lampu gantung dari Perancis. Menjadikannya lebih megah dari istana Sang Sultan. Satu kemegahan senilai Satu juta Gulden ia persembahkan bukan untuk dirinya. Akan tetapi untuk yang lebih besar dan tinggi darinya. Sang Maha Agung, yang menciptakan alam semesta dan isinya. Masjid Raya Al Mashun namanya. Lebih indah daripada tempat tinggalnya di Kesultanan Deli, Istana Maimun.

Sultan Ma’mun Al Rasyid Perkasa Alamsyah membangun masjid ini pada 1 Rajab 1324 Hirjiah, atau 21 Agustus 1906. Ia adalah sultan kesembilan Kesultanan Melayu Deli yang berkuasa dari 1873 hingga 1924. Bangunan bersejarah yang juga dikenal dengan nama Masjid Deli selesai dibangun pada Jumat, 25 Sya’ban 1329 Hijriah, atau 1 September 1909. Peresmiannya ditandai dengan shalat Jumat kali pertama di masjid ini.

Sebelum dibangun Sang Sultan meminta Van Erp untuk merancang satu masjid yang megah. Van Erp adalah arsitek yang telah merancang istananya, Istana Maimun. Kemudian amanat ini diteruskan oleh JA Tingdeman. Oleh karena Pemerintah Hindia Belanda memanggil Van Erp kembali ke Jawa untuk merestorasi Candi Borobudur.

Ruang utama Masjid Al Mashun berdenah segi delapan dengan delapan tiang menopang kubah yang besar.
Ruang utama Masjid Al Mashun berdenah segi delapan dengan delapan tiang menopang kubah yang besar.

Paduan Melayu, Maroko dan Timur Tengah

JA Tingdeman merancangnya ke dalam desain yang merupakan paduan corak Melayu, Maroko dan Timur Tengah. Denah segi delapan simetris ia bentuk agar tercipta ruang yang tidak biasa. Di sudut baratlaut, timurlaut, tenggara dan baratdaya dilengkapinya dengan beranda, dan atap kubah yang tinggi. Di bagian bawah kubah berderet jendela-jendela kecil mengelilingi lingkar kubah.

Beranda sudut tenggara Masjid Al Mashun.
Beranda sudut tenggara Masjid Al Mashun.

Di depan beranda baratlaut, timurlaut dan tenggara dilengkapi pintu yang cukup besar. Dua pilar berwarna hijau tampak kokoh menopang bagian atasnya. Di depan pintu-pintu itu terdapat tangga yang menghubungkan pelataran dengan ruang utama yang lebih tinggi. Tangga seperti ini tidak terdapat pada beranda yang berada di sisi baratdaya. Oleh karena pada beranda inilah mihrab berada. Di dinding beranda sebelah kanan dan kiri terdapat jendela kayu berkaca patri yang indah. Jika dilihat dari kejauhan beranda-beranda itu seperti menara-menara kecil yang menjulang di setiap sudut masjid.

Ruang utama yang berdenah segi delapan dihiasi gambar sulur dan bunga. Terutama di bagian dinding, plafon dan di bagian lengkungan di atas tiang. Di dinding ruang utama terdapat lorong yang menghubungkan satu beranda dengan beranda lainnya. Dinding lorong bagian luar berderet pilar-pilar yang membentuk deretan delapan jendela tanpa daun jendela.

Di atas ruang menjulang kubah besar yang indah. Lebih tinggi dan besar daripada keempat kubah yang berada di atas beranda. Kubah itu ditopang dengan delapan tiang berdiameter lebih dari setengah meter.

Gerbang Masjid Al Mashun.
Gerbang Masjid Al Mashun.

Gerbang, menara dan tempat wudhu

Di sebelah timurlaut terdapat gerbang masjid berbentuk berdenah palang dan beratap datar. Di bagian depannya ada pelengkung patah membentuk pintu yang cukup lebar. Di Kanan dan kirinya terdapat pilar berwarna hijau. Di bagian atas gerbang terdapat lima deret jendela-jendela kecil.

Menara Masjid Al Mashun dilihat dari lorong sisi utara,
Menara Masjid Al Mashun dilihat dari lorong sisi utara.

Di sebelah baratlaut sejajar dengan mihrab masjid yang berada di Jalan Sisingamangaraja, kecamatan Medan Maimoon, Kota Medan itu terdapat menara berdesain unik. Dasar menara itu berdenah bujur sangkar. Di setiap dindingnya terdapat dua jendela kecil memanjang ke atas. Bagian tubuhnya yang berbentuk silinder seolah terbagi menjadi tiga bagian. Di bagian tengah  tubuh menara terdapat deretan jendela yang lebih kecil daripada jendela yang ada di dasar menara. Bagian atasnya berbentuk seperti ujung pena.

Di sebelah timut masjid terdapat bangunan tempat wudhu. Tepatnya di sebelah selatan gerbang. Tempat wudhu ini terdiri atas dua bangunan bersegi delapan. Bangunan yang lebih besar, yang berada di bagian barat untuk wanita. Di atasnya terdapat bangunan bersegi delapan lagi yang lebih kecil. Di sekeliling dindingnya berderet bentuk-bentuk lengkung. Di atasnya terdapat kubah berwana hitam. Bangunan yang lebih kecil di bagian timur difungsikan sebagai tempat wudhu pria. Di atasnya terdapat kubah yang mirip dengan kubah di sebelah baratnya.

Baca juga:

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditpcbm/situs-kota-cina-di-lembah-deli/