Kejayaan Kerajaan Siak Sri Indrapura, Riau dan Bukti yang Tersisa

0
11809
Balai Kerapatan Tinggi, sekarang menjadi Museum Budaya dan Sejarah Siak.
Balai Kerapatan Tinggi, sekarang menjadi Museum Budaya dan Sejarah Siak.

Sultan Assyaidis Syarif Kasim Abdul Jalil Syaifuddin

Keberadaan cagar budaya kerap kali tidak menjadi sorotan bagi masyarakat pada umumnya ketika cagar budaya tersebut dinilai tidak memiliki aspek keindahan untuk diabadikan dalam sebuah bingkai foto. Pernyataan tersebut benar adanya ketika melihat ke Makam Sultan Syarif Kasim II, tidak ada suasana keramaian di sana. Akan tetapi, apakah tolak ukur sebuah pelestarian cagar budaya terlihat dari tingginya kunjungan pengunjung? Tentu tidak. Kebesaran Sultan Siak Ke-12 dengan nama lengkap Sultan Assyaidis Syarif Kasim Abdul Jalil Syaifuddin begitu terasa dengan penghormatan khusus yang diberikan melalui keletakan makam yang berada di sebelah Masjid Raya Syahabuddin. Bentuk jirat dan nisan sultan yang berbeda dengan makam dari para tokoh lainnya menjadi ciri khas tersendiri yang mencerminkan kebesaran sultan di masa kejayaannya.

Makam Sultan Syarif Kasim II, terkesan mewah dan terawat.

Istana Siak Sri Indrapura

Jika melihat bentuk makam tidaklah menjadi cukup untuk mewakili kebesaran Kerajaan Siak Sri Indrapura. Rasanya Istana Siak Sri Indrapura yang dahulu menjadi tempat kediaman raja-raja Siak Sri Indrapura dapat mencerminkan kebesaran Kerajaan Siak. Istana yang dibangun dengan percampuran antara arsitektur Eropa, Arab, dan Melayu ini didesain oleh Vande Morte. Berbeda dengan makam yang biasa dijadikan sebagai tempat ziarah dan tidak dapat dipastikan jumlah pengunjung secara tetap per harinya, istana memiliki peminat tersendiri. Kedua cagar budaya tersebut seyogyanya dapat saling melengkapi ketika berbicara mengenai kejayaan Kerajaan Siak yang peninggalannya masih terjaga dengan baik hingga sekarang.

Dukungan pemerintah daerah dalam pengelolaan dan pelestarian cagar budaya hendaknya dipertajam. Dengan kesungguhan untuk mengangkat setiap peninggalan yang telah berstatus cagar budaya yang perlu dilestarikan. Cagar Budaya tersebut dapat pula diajukan sebagai kawasan cagar budaya. Keterkaitan setiap cagar budaya tersebut dapat dirangkai misalnya dalam bentuk Jalur Kejayaan Kerajaan Siak yang berfungsi memberikan gambaran kepada masyarakat mengenai kejayaan Kerajaan Siak dan bukti arkeologis yang ada.

Bukti arkeologis lainnya yang dapat mencerminkan kejayaan kerajaan di antaranya Jembatan Siak. Jembatan ini sebagai akses pihak istana ke luar istana. Masjid Raya Syahabuddin yang digunakan sebagai tempat ibadah tidak hanya oleh sultan tetapi juga masyarakat di sekitar istana. Gudang Mesiu Kerajaan Siak sebagai tempat penyimpanan persenjataan sultan. Juga Balai Kerapatan Tinggi yang digunakan sebagai balai sidang pada masa itu. Pemanfaatan demikian menjadi terasa di tengah-tengah masyarakat dan pemahaman mengenai  bingkai sejarah dan kejayaan Kerajaan Siak akan secara utuh diperoleh. (Betsy Edith Christie)

Baca juga: Penetapan Kawasan Cagar Budaya Siak di Riau