Merupakan bentuk eksistensi museum di tengah masyarakat
Dunia permuseuman Indonesia akan memeringati Hari Museum Indonesia yang jatuh pada 12 Oktober. Puncak Peringatan Hari Museum Indonesia pada 2018 diselenggarakan di Palangkaraya pada 12 hingga 18 Oktober 2018.
Peringatan Hari Museum Indonesia merupakan bentuk eksistensi museum di tengah masyarakat. Hari Museum Indonesia diperingati setiap 12 Oktober berdasarkan kesepakatan di antara insan permuseuman. Tanggal tersebut ditetapkan karena pernah menjadi salah satu momen penting bagi sejarah permuseuman di Indonesia. Ketika terselenggaranya Musyawarah Museum se-Indonesia pertama yang dilaksanakan pada 12 hingga 14 Oktober 1962 di Yogyakarta. Pertemuan tersebut menghasilkan sepuluh resolusi yang dinilai memiliki nilai penting untuk dijadikan dasar dalam memajukan museum.
Museum di Indonesia selalu berupaya untuk mengembangkan diri agar perannya benar-benar bermanfaat bagi masyarakat. Menurut Fitra Arda selaku Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Indonesia saat ini memiliki 435 museum, baik yang dikelola oleh pemerintah maupun perorangan atau masyarakat. Jumlah tersebut masih akan terus bertambah seiring dengan proses pembangunan beberapa museum baru.
Indonesia telah memiliki peraturan khusus museum, yaitu Peraturan Pemerintah nomor 66 tahun 2015 tentang Museum. Di dalam peraturan tersebut terdapat 6 syarat utama museum, yaitu memiliki bangunan, koleksi, sumber daya manusia (SDM), pendanaan, visi misi, dan nama museum. Museum juga memiliki 3 tujuan utama yaitu pendidikan, pengkajian, dan kesenangan. Di bidang pengembangan museum, juga ada kebijakan revitalisasi museum, yang sebenarnya mencakup 6 aspek, yaitu manajemen, pencitraan, fisik, jejaring, program, dan SDM.
Museum Kebanggaan Milenial
Peringatan Hari Museum Indonesia pada 2018 mengambil tema “Museum Kebanggaan Milenial”. Disadari bahwa generasi muda, yang saat ini sering disebut sebagai generasi milenial, merupakan salah satu target utama museum. Generasi ini sangat mudah mendapatkan informasi. Kapan saja dan di mana saja informasi itu bisa diperoleh, termasuk tentang museum. Ini adalah tantangan terbesar bagi museum-museum di Indonesia agar tetap menarik minat generasi milenial.
Museum sekarang ini memiliki tantangan terbesar untuk bisa mengubah dirinya agar masuk di dunia milenial. Museum harus melihat kecenderungan generasi milenial yang serba praktis, berbasis internet dan digital. Mereka juga kritis, dan keterlibatannya dalam dunia maya seperti media sosial sangat besar. Museum sebagai lembaga pendidikan sekaligus rekreasi sekarang ini harus bisa menawarkan sesuatu yang berbeda dengan dunia maya. Museum menawarkan pengalaman nyata, bukan hanya pengalaman virtual. Museum itu nyata. Semua koleksi yang disajikan di museum adalah benda yang nyata. Bukti dari hasil kebudayaan manusia di dalam berbagai aspek. Melihat sesuatu yang nyata akan lebih bermakna daripada sekadar membaca atau melihat gambar. “Melihat dengan mata kepala sendiri” adalah satu-satunya kunci yang bisa ditawarkan oleh museum.
Museum di Indonesia harus tetap menjadi kebanggan kita bersama
Dengan tema “Museum Kebanggaan Milenial”, Museum di Indonesia harus tetap menjadi kebanggan kita bersama. Kebanggaan sebagai Bangsa Indonesia. Bangsa yang kaya, beragam suku bangsa, budaya, dan bahasanya. Bangsa yang kaya akan keindahan alam dan hasil buminya. Bangsa yang bersatu, berbhinneka tunggal ika. Sesuatu yang ditanamkan melalui museum adalah nilai kebangsaan dan persatuan sebagai Bangsa Indonesia. Itulah yang harus menjadi dasar pijakan yang kuat saat kita terus melangkah di era milenial dan globalisasi ini.
Puncak Peringatan Hari Museum Indonesia pada 2018 diselenggarakan di Museum Balanga Kalimantan Tengah di Palangkaraya, akan diwarnai dengan kegiatan pameran. Menyajikan beberapa koleksi gabungan dari beberapa museum di Indonesia, antara lain Museum Nasional, Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Museum Balanga Kalimantan Tengah, Museum Tekstil, Museum Wayang, Museum Ruwa Jurai, Museum Siwa Lima, Museum Bank Indonesia, Museum Nasional Sejarah Alam, Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran, dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Samarinda. Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan beberapa acara pendukung seperti seminar, workshop, belajar bersama di museum, dan beberapa permainan tradisional.
Datanglah ke museum karena museum adalah gudang ilmu. Ikut sertalah beraktivitas di museum karena museum juga ruang publik. Manfaatkanlah museum sebesar-besarnya untuk berbagai kegiatan yang terkait dengan ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Selamat Hari Museum Indonesi. (Arum)