Pameran Bertema Sejarah, Seni dan Budaya ini merupakan pameran kerja sama antara Museum Basuki Abdullah dengan Keraton Kasepuhan Cirebon.
Adapun peserta pameran adalah Museum Basoeki Abdullah (Koordinator), Museum Pusaka Keraton Kasepuhan, Museum Nasional Indonesia, Museum Benteng Vredeburg, Museum Kebangkitan Nasional, Museum Sumpah Pemuda, Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Unit Pengelola Museum Seni Jakarta, Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat, Kendi Pertula, dan juga Dewan Kesenian Cirebon Kota.
Pameran Kolaborasi itu merupakan salah satu rangkaian acara Festival Budaya Sunyagiri.
Pameran berlokasi di Taman Sari Gua Sunyaragi dari 26 Juni sampai 30 Juni 2019 di Taman Sari Gua Sunyaragi Cirebon.
Gua Sunyagiri dipilih sebagai lokasi karena memiliki fungsi spiritual bagi para Sultan Cirebon.
Jika ditilik dari sisi budaya, gua karang itu adalah warisan kebudayaan Cirebon yang telah meleburkan identitas berbagai suku bangsa dan agama.
“Tak hanya dikenal dengan batik Mega Mendung, Cirebon juga terkenal dengan arsitektur bangunan dan akulturasi budaya Jawa, Sunda, Arab, Tiongkok, dan Eropa. Kota Cirebon adalah contoh kemajemukan Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa, agama, dan latar, namun tetap berdampingan dalam keharmonisan kekayaan pengamalan hidup masyarakatnya.
Kearifan dan nilai-nilai ini cocok dijadikan contoh baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara”, ujar Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid ketika memberikan sambutan pembukaan acara.
Akan Diadakan Setiap Tahun
Festival Budaya Sunyagiri (FBS) dijadikan ajang promosi potensi wisata, kuliner, hingga kerajinan-kerajinan yang ada di Cirebon dengan dukungan dari Dirjen Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Melalui FBS diharapkan agar Kota Udang itu semakin dikenal baik secara nasional maupun internasional.
Pekan budaya itu akan dijadikan agenda tahunan di Kota Cirebon.