Dmanisi dan Mojokerto Memiliki Manusia Purba 1,8 Juta Tahun yang Lalu, sama dengan Homo Erectus yang Keluar dari Afrika

0
2031
Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid.
Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid.

Laboratorium pertama studi evolusi manusia

Dalam sambutannya pada PamPrehistoric Heritageeran Bersama Indonesia dan Georgia yang bertema “Prehistoric Heritage”, pada Selasa, 24 Oktober 2017, Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, mengatakan bahwa saat ini tidak banyak situs di dunia memberikan perhatiannya terhadap evolusi seperti Indonesia dan Georgia. Di Indonesia, khususnya Pulau Jawa, dapat dikatakan sebagai laboratorium pertama studi evolusi manusia. Apalagi kini Direktorat Jenderal Kebudayaan tengah membentuk lembaga khusus tentang evolusi manusia.

Dubes Georgia untuk Indonesia, Zurab Aleksidze

“Kita berharap dari kerjasama ini bidang studi tentang evolusi manusia bisa berkembang. Indonesia dan Georgia menjadi pusatnya,” tutur Hilmar. Dalam pameran ini juga hadir Duta Besar Georgia untuk Indonesia, Zurab Aleksidze dan Direktur Museum Nasional Georgia, Prof. David Lordkipanidze.

Pameran Prehistoric Heritage ini terselenggara oleh adanya pemikiran bahwa kedua negara ini penting bagi ilmu pengetahuan evolusi manusia. Ada lima replika fosil dari situs Dmanisi yang baru kali pertama dipamerkan di Indonesia. Maka dari itu diharapkan agar replika fosil-fosil tersebut dapat bermanfaat dengan baik bagi pengayaan ilmu pengetahuan dan penelitian.

Diplomasi kebudayaan

Pameran “Prehistoric Heritage” ini merupakan tindak lanjut dari diskusinya dengan Dubes Georgia untuk Indonesia, Zurab Aleksidze, sekitar satu tahun yang lalu, mengenai diplomasi kebudayaan. “Kami akhirnya sepakat untuk fokus pada pertukaran benda museum. Selain itu kita sekarang juga sedang membentuk satu lembaga studi tentang evolusi manusia” kata Hilmar.

Ahli Paleoantropologi Georgia, yang juga menjabat Direktur Museum Nasional Georgia, Prof. David Lordkipanidze.

Sementara Prof. David Lordkipanidze, Ahli Paleoantropologi Georgia, yang juga menjabat Direktur Museum Nasional Georgia mengatakan bahwa “pertukaran koleksi museum dan studi evolusi manusia ini merupakan praktik baik diplomasi kebudayaan. Menurutnya, Pulau Jawa adalah tempat yang sangat terkenal dan berperan penting dalam mempelajari Homo Erectus. “Jawa adalah pilarnya”.

David juga menyatakan bahwa kerja sama antara Indonesia dengan Georgia menjadi peluang bagus dalam mengembangkan penelitian tentang evolusi manusia. “Kita perlu mengomunikasikan ilmu pengetahuan. Itu adalah bagian dari tugas kita. Kami juga akan menampilkan Indonesia di Georgia. Saya senang bisa berada di sini, berbicara tentang sains dan rencana penelitian kita”.

Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Harry Widianto.

Dmanisi memiliki kesamaan dengan homo erectus

Ahli Paleoantropologi Indonesia, yang juga Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Harry Widianto mengatakan bahwa Georgia dan Indonesia memiliki kesamaan pada manusia Homo Erectus. “Dmanisi dan Mojokerto memiliki manusia purba sejak 1,8 juta tahun yang lalu, sama dengan Homo Erectus yang keluar dari Afrika”.