Kian Santang dan sebilah keris
Saat itu, Kian Santang menemukan sebilah keris. Kemudian ditancapkanya ke sebongkah batu. Airpun keluar dari bekas lubang tusukan keris itu. Lalu keris itu diikat dengan sorbannya dan dihanyutkan ke sungai. Keris berbalut sorban itu akhirnya berhenti di suatu tempat, yang bernama Ciburuy. Ciburuy berada di Kampung Ciburuy, Desa Pamalayan, Kecamatan Bayongbong, Garut.
Kini Ciburuy menjadi Situs Cagar Budaya. Di sana terdapat enam bangunan berdesain Sunda. Bumi Padalemen, Bumi Patamon, Bumi Pangalihan, Bumi Pangsujudan, Saung Lisung, dan Leuit atau Lumbung padi. Di dalam Bumi Padaleman ada naskah kuno yang ditulis di atas daun lontar dan nipah. Di Bumi Patamon ada keris, kujang, trisula, salendang rante (selendang rantai) dan Goong (baca: go ong) Renteng. Goong itu merupakan cikal bakal kesenian degung sekarang. Benda-benda lainnya yang terdapat di situs ini diduga berasal dari tradisi Megalitik hingga masa Hindu-Buddha.
Naskah yang berada di Bumi Padaleman cukup banyak. Kondisinya tidak terlalu baik. Ada 27 keropak naskah yang disimpan dalam tiga peti. Jumlah naskah pada setiap keropak antara 15 sampai 30 lempir. Hanya 10 yang kondisinya relatif utuh. Sisanya rusak atau tidak lengkap.
Situs yang merupakan kabuyutan ini mirip dengan padepokan
Dahulu situs ini merupakan tempat pertemuan yang juga menjadi tempat pelatihan. Situs yang merupakan kabuyutan ini mirip dengan padepokan. Menurut ahli filologi dari Pusat Studi Sunda, Dra. Tien Wartini, M.Hum. situs ini merupakan pusat studi pada zaman dahulu. Ada 57 naskah kuna yang sebagian besar belum dapat dibaca. Hanya tiga naskah yang berasal dari abad ke-16 itu yang sudah dapat dibaca dan diterjemahkan. Amanat Galunggung, Carita Ratu Pakuan, dan Sewaka Darma. Ketiganya bernuansa Hindu.
Situs yang erat dengan tradisi Sunda ini memiliki beberapa larangan. Setiap Selasa dan Jumat tak seorangpun boleh memasukinya. Larangan ini adalah satu dari Tukuh Ciburuy. Tukuh berarti tradisi. Ada beberapa tukuh yang masih dipegang teguh di situs yang berada di sebelah barat kaki Gunung Cikuray itu. Tukuh lainnya adalah membersihkan pusaka. Dilakukan sekali dalam setahun. Tepatnya Rabu terakhir Muharam dalam bentuk upacara Seba. Konon upacara itu adalah tradisi yang diwariskan oleh Prabu Siliwangi kepada putranya, Prabu Kian Santang.
Kini kondisi situs yang pernah diresmikan oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Prof. Dr. Haryati Soebadio, tidak terlalu baik. Sudah saatnya situs ini mendapatkan sentuhan dari pelestari. Seperti halnya situs Karangkamulyan di Ciamis. Agar Situs Ciburuy bisa sebaik Situs Karangkamulyan.
Sumber artikel: