Candi bata berdenah bujur sangkar
Kelompok candi lain yang ditemukan di Kompleks Muarajambi adalah kelompok Candi Kembarbatu. Kelompok candi itu terletak sekitar 250 meter ke arah tenggara dari Candi Tinggi, di sebidang tanah datar yang ditinggikan. Halaman candi lebih tinggi sekitar 2,5 meter dari permukaan tanah sekitarnya. Di sekeliling kelompok candi terdapat parit keliling yang lebarnya sekitar tiga meter. Ekskavasi yang dilakukan pada 1982 membuktikan bahwa tanah untuk meninggikan halaman candi diperoleh dari hasil galian parit.
Pada halaman kelompok Candi Kembarbatu yang denahnya berbentuk bujursangkar dengan ukuran 50 x 64 meter terdapat enam bangunan perwara dengan ciri-ciri yang berbeda. Gejala yang aneh dari kelompok candi itu adalah letak gapura halaman candi. Bangunan gapura tersebut terletak dekat dengan sudut timurlaut tembok pagar keliling. Di dalam halaman candi terdapat satu bangunan induk yang berdenah bujursangkar. Satu bangunan mandapa berhadapan dengan bangunan induk, mempunyai dua pintu/tangga di sisi timur dan barat. Pada bagian atas kaki bangunan mandapa terdapat 12 lubang, yang diduga tempat untuk menancapkan tiang kayu sebagai penyangga atap bangunan.
Lima perwara yang lebih kecil
Kedua bangunan itu letaknya agak ke arah sisi utara halaman candi. Pada sisi selatan halaman, mengelompok dekat sudut baratdaya, terdapat lima bangunan perwara yang ukurannya lebih kecil. Arah hadap bangunannya berbeda. Dua bangunan menghadap ke arah timur, dan tiga bangunan menghadap ke arah utara. Satu di antaranya berbentuk huruf L, yaitu bentuk candi perwara yang terletak di paling ujung dekat pagar keliling.
Pada 1980 di antara runtuhan bangunan perwara ditemukan satu gong yang dibuat dari bahan perunggu. Gong yang garis tengahnya berukuran 25 cm, di bagian sisinya terdapat tulisan beraksara Tionghoa yang artinya kurang lebih “Pada 1321 dipersembahkan satu gong dari seorang pejabat kekaisaran Tiongkok kepada penguasa di Jambi”.
Sumber
Wiwin Djuwita Sudjana Ramelan (ed.), 2014, Candi Indonesia Seri Sumatera, Kalimantan, Bali, Sumbawa, Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hlm. 135–137.