ASEAN Ancient City Network: Preservation and Conservation Management of Bagan City dibuka oleh Menteri Kebudayaan (Union Minister for Culture) Myanmar, Yang Mulia U Aye Myint Kyu, pada 23 September 2015 di Bagan, Myanmar. Hadir dalam acara ini seluruh delegasi dari negera-negara ASEAN dan para narasumber. Setelah itu dilanjutkan dengan pengantar oleh Day Khin Kyi Pyar, Ketua Panitia yang juga seorang Rektor di Mandalay National University of Arts and Culture di Provinsi Mandalay.
Tidak lama berselang, dilanjutkan dengan presentasi dari Dr. Bob Hudson, arkeolog dari University of Sydney, Australia dengan judul “On Past, Present and Future of Bagan”, dan presentasi dari Dy DG Thein Lwin, Deputy Director General of the Department of Archaeology, National Museum and Library, Myanmar, dengan judul “Overview of Bagan Ancient City Management”.
Dr. Hudson atau biasa dipanggil Mr. Bob, menjelaskan bahwa Situs Bagan yang terdiri atas lebih dari 3.300 bangunan (candi dan stupa) merupakan bangunan bersejarah yang didirikan pada abad ke-11 hingga ke-13 M. Selain itu juga terdapat prasasti batu dan lukisan dinding (mural painting). Bangunan-bangunan itu di antaranya ditujukan sebagai persembahan dari seorang pejabat pada masa kerajaan kepada istrinya, atau sebaliknya.
Maka dari itu tidak heran, di Bagan begitu banyak bangunan yang berdiri, dan semuanya terbuat dari bata yang dilapisi lepa yang terbuat dari kapur dan pasir.
Dy DG Thein Lwin, memaparkan mengenai Culture Propesties of Myanmar yang terdiri atas warisan budaya bergerak (moveble) dan tidak bergerak (unmovable). Warisan Budaya itu harus dilestarikan, salah satu dengan program preservasi dan proteksi kebudayaan Myanmar, yaitu dengan mendirikan museum. Museum yang telah dibangun oleh Pemerintah Myanmar adalah Archaeological Museum of Bagan.
Dalam kesempatan ini, Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman (Dit. PCBM) yang mewakili Indonesia mempresentasikan tentang Old City Manajement. Sebelumnya delegasi dari Indonesia diperkenalkan oleh Conceller atau Pelaksana Fungsi Ekonomi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Myanmar, Sigit Witjaksono. (Ivan Efendi)