Arca Buddha Tertua Itu Kini Berstatus Cagar Budaya Peringkat Nasional

0
9873
Arca Buddha Perunggu yang ditemukan di Desa Sikendeng, Mamuju, Sulawesi Barat pada 1921 kini berstatus Cagar Budaya Peringkat Nasional.
Arca Buddha Perunggu yang ditemukan di Desa Sikendeng, Mamuju, Sulawesi Barat pada 1921 kini berstatus Cagar Budaya Peringkat Nasional.

Jejak berbagai bangsa di Nusantara

Pedagang yang berasal dari berbagai bangsa di masa lalu banyak berkunjung ke Kepulauan Indonesia untuk mendapatkan rempah-rempah. Tercatat, Portugis, Spanyol, Belanda, Tiongkok, dan India adalah beberapa contoh di antaranya. Tidak sedikit dari bangsa-bangsa tersebut yang meninggalkan jejaknya di wilayah Kepulauan Indonesia, baik berupa benda, bangunan, dan bentuk lainnya.

Banyak rute yang dilewati oleh para pegadang untuk menuju Indonesia terutama Indonesia bagian timur. Para pedagang India misalnya, menurut Bambang Budi Utomo dalam Warisan Bahari Indonesia, pedagang asal India masuk ke wilayah timur Kepulauan Indonesia melalui dua jalur, yaitu Selat Makassar dan Laut Jawa. Hal tersebut diperkuat dengan ditemukannya arca Buddha yang terbuat dari perunggu di Desa Sikendeng, Mamuju, Sulawesi Barat pada 1921.

Dibuat dengan tuang logam

Arca ini dibuat dengan teknik à cire perdue, yaitu teknik tuang logam yang menggunakan model dari lilin yang dilapis tanah liat. Arca ini biasanya ditempatkan di bagian ujung haluan kapal, karena dipercaya dapat melindungi para pelaut.

Sejak kali pertama ditemukan, telinga kiri dan hidung arca ini sudah rusak. Arca perunggu ini pernah dikirim ke Paris, Perancis untuk dipamerkan dalam Exposition Coloniale International atau Pameran Kolonial Internasional pada 1931. Namun, pada 28 Juni 1931 arca ini ikut terbakar bersama dengan benda-benda pameran lain yang berasal dari Hindia Belanda. Peristiwa itu membuat kedua kaki arca hilang sebatas paha, kedua lengan kanan dan kiri patah hingga pergelangan tangan.

Terbesar di Indonesia

Arca ini memiliki tinggi keseluruhan 58 cm. Dalam Kesenian Indonesia Purba: Zaman2 Djawa Tengah dan Djawa Timur disebutkan bahwa arca ini merupakan arca Buddha perunggu berdiri terbesar yang ditemukan di Indonesia. Terlihat jubah dengan tangan yang bersikap terbuka dan menghadap ke depan atau yang biasa disebut ābhaya-mudra. Dari bagian mata arca juga diketahui ciri gaya seni arca adalah Amarāwatī yang berkembang di India Selatan pada abad ke-2 sampai 5.

Pada sidang kajian Tim Ahli Cagar Budaya Nasional di Pontianak 26–29 Oktober 2017 lalu, Arca Buddha Dipangkara berhasil ditetapkan menjadi cagar budaya peringkat nasional. Arca ini menjadi unik karena merupakan satu-satunya arca Buddha yang terbuat dari bahan perunggu yang ditemukan di Indonesia. Arca Buddha Dipangkara kini disimpan di Museum Nasional dengan Nomor Inventaris 6057. (Omar Mohtar-Sub Direktorat Registrasi Nasional)