Garca di Pulau Muna

0
3376

Istilah “garca” mulai dipopulerkan untuk menyebut “gambar cadas”. Gambar cadas merupakan peninggalan dari masa prasejarah yang berupa gambar di permukaan dinding dan atap gua, serta ceruk. Istilah ini dibuat untuk menjelaskan keberagaman istilah seperti lukisan gua, lukisan prasejarah, rock art, cave art, dan lainnya. Pada 2015, Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman akan menerbitkan buku Gambar Cadas Prasejarah di Indonesia. Pada 4 – 8 Mei 2015 tim berkesempatan untuk melakukan pengumpulan data lapangan ke Pulau Muna.

DSC_0072-Rock Art 3Perjalanan ditempuh dari Jakarta menuju Kendari menggunakan pesawat, kemudian dilanjutkan dengan perjalanan laut selama lebih kurang 3 jam menggunakan kapal cepat menuju Kota Raha di Pulau Muna. Di Pulau Muna terdapat banyak tinggalan arkeologi, salah satunya adalah gambar cadas prasejarah yang tersebar di Desa Liang Kabori. Lokasi ini berjarak 16 km dari Kota Raha, tepatnya di Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna.

DSC_6861-Rock Art 8-Lingkungan
Lingkungan di sekitar Situs

Penelitian terhadap Situs Muna dimulai pada 1977 oleh tim dari Pusat Penelitian Purbakala dan Peninggalan Nasional yang terdiri atas Drs. E.A. Kosasih dan Rokhus Due Awe, B.A. di Gua Metanduno dan Kabori, serta ceruk La Sabo dan Tangga Ara. Survei selanjutnya dilaksanakan pada 1984 terhadap sejumlah objek penelitian yang lebih luas lagi sehingga menemukan 7 gua dan 6 ceruk. Pada perkembangan selanjutnya, seorang juru pelihara bernama La Hada kemudian menemukan 4 situs baru, yaitu Gua Sugi Patani, Gua Pominasa, Ceruk Pinda, dan Ceruk La Kubah. Lokasi ini sangat luas, sehingga kemungkinan masih banyak lagi gua dan ceruk yang memiliki gambar yang belum ditemukan. Demikian banyaknya gua dan ceruk, sehingga tidak memungkinkan bagi tim untuk mendatangi seluruh situs, sehingga dipilihkan beberapa gua dan ceruk yang dianggap cukup mewakili keistimewaan situs di Muna, yaitu Gua Metanduno, Kabori, Sugi Patani, dan Pominsa. (Archangela Y. Aprianingrum)