Arkeologi dan maritim
Arkeologi dan maritim akan menjadi dua kata kunci penting dalam Kongres Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) dan Pertemuan Ilmiah Arkeologi (PIA) XIV. Kedua kegiatan tersebut akan diadakan di Bogor pada 24-27 Juli 2017.
Kongres IAAI akan memberi perhatian pada persoalan-persoalan organisasi, termasuk penyesuaian organisasi seturut peraturan perundangan yang baru, masalah kode etik pelestarian bekerja sama dengan organisasi profesi terkait yaitu Masyarakat Sejarawan Indonesia dan Asosiasi Antropologi Indonesia, serta menyusun program kerja sama antarinstansi terkait pelestarian dan pemanfaatan cagar budaya, termasuk temuan arkeologi bawah air.
Kongres juga akan membahas upaya sertifikasi ahli arkeologi, yang kini menjadi prasyarat dalam pelaksanaan berbagai kegiatan terkait arkeologi. Puncak kongres adalah pemilihan Ketua Umum IAAI periode 2017-2020. Pada periode sebelumnya Ketua Umum IAAI dijabat oleh Junus Satrio Atmodjo.
Perkembangan Arkeologi Kemaritiman
Tema yang diangkat dalam PIA adalah “Perkembangan Arkeologi Kemaritiman” dengan tujuh subtema, yaitu:
- Diaspora Masyarakat Maritim Nusantara: memberi perhatian pada penyebaran dan mobilitas masyarakat maritim di Nusantara;
- Lansekap Budaya Maritim: membahas mengenai manusia di lingkungan maritim dan bagaimana manusia memanfaatkan lingkungan maritim untuk mendukung kehidupannya;
- Studi Budaya Maritim Indonesia: titik beratnya adalah pada pengembangan kajian-kajian tentang pengetahuan kelautan bangsa Indonesia;
- Identitas Budaya Maritim Indonesia: membahas mengenai wujud-wujud ekspresi budaya kelautan kelompok masyarakat di Indonesia;
- Peran Perempuan pada Budaya Maritim Indonesia: menekankan pada pembahasan tentang sumbangan perempuan di dalam keberlanjutan tradisi kelautan di Indonesia;
- Pelestarian Sumber Daya Arkeologi Maritim membahas mengenai upaya-upaya pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan sumber daya arkeologi kelautan, baik yang berada di air maupun di darat; dan
- Pengembangan Wawasan Budaya Maritim di Museum: membahas bagaimana memperkenalkan dan mengembangkan wawasan budaya kelautan di museum, termasuk pendirian dan pengembangan museum yang secara khusus memamerkan koleksi-koleksi berkaitan dengan kelautan.
Menyajikan 50 makalah
PIA menyajikan sekitar 50 makalah yang berasal dari para anggota yang tersebar di sembilan komisariat daerah (Komda) di seluruh Indonesia, yakni Komda Jabodetabek, Komda Jawa Barat/Banten, Komda DIY/Jawa Tengah, Komda Jawa Timur, Komda Bali/NTB/NTT, Komda Sumatera bagian Utara, Komda Sumatera bagian Selatan, Komda Kalimantan, dan Komda Sulawesi/Maluku/Papua.
IAAI adalah organisasi profesi yang bersifat terbuka. Para anggota IAAI terdiri atas lulusan arkeologi dan non-arkeologi yang bekerja di instansi arkeologi atau yang membantu pekerjaan arkeologi. Organisasi ini berdiri pada 4 Februari 1976 di Cibulan, merupakan perluasan dari Studi Klub Arkeologi yang sebelumnya ada di Universitas Indonesia. R.P. Soejono terpilih sebagai Ketua Umum pertama IAAI.
Makalah PIA akan disajikan dalam empat sidang komisi. Sementara dalam sidang pleno akan berbicara Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, perwakilan Asosiasi Antropologi Indonesia, dan perwakilan Masyarakat Sejarawan Indonesia.
Berkaitan dengan kegiatan Kongres IAAI dan PIA, dalam rangka memperkenalkan dunia arkeologi kepada masyarakat, diselenggarakan Pameran Arkeologi di Botani Square, Bogor, pada 22-27 Juli 2017 selama jam buka mal. Selain itu Nonton Bareng Komunitas di Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia, masih di Bogor, pada 22 Juli 2017 mulai pukul 19.00. (Dian Trihayati)