Dibangun menggunakan dana Tugas Pembantuan
Museum Coelacanth Ark yang bertema bahari mengambil ikon ikan purba Coelacanth Ark yang hidup di Perairan Manado hingga kini. Museum ini dibangun di kawasan Mega Mas. Enam belas persen dari kawasan ini adalah milik Pemerintah Kota Manado.
Museum yang akan menjadi kebanggaan warga Manado ini telah dibangun sejak 2013 lalu. Menggunakan Dana Tugas Pembantuan dari Kementarian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. Museum ini akan segera menjadi salah satu objek wisata yang menarik di Kota Manado, dan satu-satunya di Indonesia.
Kegiatan Fisik pada 2013 diarahkan pada Pembangunan Struktur Gedung Pengelola Museum Coelacanth Ark. Kemudian pada 2014 diarahkan pada Pembangunan Arsitektur Gedung Pengelola Museum Coelacanth Ark.
Pada 2015 diarahkan pada Pembangunan Struktur Bangunan Utama Museum Coelacanth Ark. Kemudian pada 2016 diarahkan pada Perampungan Struktur Lantai IV dan V (Peletakan Patung Ikan) serta sebagian Pekerjaan Arsitektur.
Sampai pada 29 Oktober 2016 realisasi fisik telah mencapai 46,49%, dan ada beberapa kendala. Di antaranya adalah pelaksanaan pekerjaan mengalami hambatan karena curah hujan yang cukup tinggi. Contoh pekerjaan yang terhambat adalah pemasangan granit di lokasi yang terbuka.
Dalam evaluasi pelaksanaan Tugas Pembantuan 2016 di Kemendikbud pada 1 November lalu, Kabid Sumber Daya Air Dinas PU Kota Manado, Ferry Albert Woy, mengatakan bahwa Pemerintah Kota Manado meyakini pelaksanaan pekerjaan akan selesai sebelum masa kontrak berakhir tahun ini.