Jejak Jejak Karam di Laut Nusantara

0
3163
Salah satu contoh Benda Cagar Budaya yang merupakan peninggalan bawah air.
Salah satu contoh Benda Cagar Budaya yang merupakan peninggalan bawah air.

Kandas demi kekayaan alam beraroma hangat

Sejarah panjang Nusantara tak terlepas dari laut. Sejak lama Laut Nusantara menjadi penghubung antarpulau. Sehingga turut mewarnai dinamika kehidupan masyarakat  kita hingga kini. Salah satu bagian dalam sejarah itu adalah rempah-rempah Nusantara. Kekayaan alam beraroma hangat ini merupakan daya tarik bangsa asing untuk datang ke Nusantara sejak berabad-abad lalu.

Rempah-rempah menyebabkan interaksi dengan bangsa asing, sehingga aktivitas pelayaran di perairan Nusantara semakin ramai. Di antaranya bernasib tidak baik, dan harus kandas ke dasar laut. Kini kapal dan muatannya itu menjadi kekayaan budaya bawah air tak ternilai.

Jejak-jejak karam itu adalah informasi sejarah dan kebudayaan bangsa di Nusantara. Sebagian besar dari jejak-jejak karam itu belum terungkap. Namun sebagian berhasil diselamatkan, termasuk tujuh situs bawah air berikut ini.

1. Situs Laut Jawa Cirebon

Situs di Laut Jawa Cirebon ini ditemukan melalui ekskavasi arkeologi pada 2004 oleh perusahaan salvage Indonesia yang berpartner dengan investor luar atas rekomendasi izin dari Panitia Nasional Pengangkatan Benda Berharga Asal Muatan Kapal yang Tenggelam (Pannas BMKT). Situs ini terletak di kedalaman 52–57 meter di dalam laut. Sekitar 500.000 keramik dan barang-barang muatan kapal lainnya ditemukan.

Keramik Yue, yang merupakan salah satu jenis keramik yang paling banyak dicari selama periode pembuatan keramik abad 10 M, mendominasi temuan kapal karam tersebut. Disertai temuan lain berupa batu kristal, perhiasan emas, manik-manik, dan benda-benda lainya. Diperkirakan berasal dari China, Mesir, Siria, India, Sri Lanka, Thailand, dan Cambodia. Diduga berasal dari masa pemerintahan awal Dinasti Song (Five Dinasty) di China pada abad ke-10 M.

2. Situs Teluk Sumpat

Sekitar 15.000 porselin Dinasti Ching (abad 17–20) yang kandas di dasar perairan Teluk Sumpat, Kepulauan Riau, berhasil diangkat oleh PT. Adi Kencana Salvage. Patung-patung manusia dari tembikar berukuran kecil menjadi temuan yang sangat menarik. patung-patung itu menggambarkan orang China dalam kehidupan kesehariannya. Seperti nelayan yang membawa ikan atau membawa seekor ayam. Juga ada patung anak yang mengelus seekor kucing dalam pelukannya.

Ada juga patung orang Eropa yang mengenakan pakaian seragam. Sangat disayangkan sebagian besar patung-patung tersebut tidak berkepala atau bertelapak tangan. itu bukanlah kerusakan akibat saat karam, tetapi ketika dikapalkan, bagian kepala dan telapak tangan tidak dalam posisi dipasangkan pada patung tersebut (dipisahkan). Oleh karena pada bagian leher dan pergelangan tangan tampak ada lubang untuk menempatkan bagian kepala dan tangan.

3. Karang Heliputan

Pada 2004 sejumlah temuan dari kapal karam di perairan Karang Heliputan, Kepulauan Riau berhasil diangkat oleh PT. Adi Kencana Salvage. Sebagian besar temuan berupa keramik biru-putih yang dibuat pada masa Dinasti Ching (abad 17–20). Keramik tersebut terdiri atas berbagai jenis, di antaranya mangkuk, piring, buli-buli, cepuk, gelas, dan sendok.

Sejumlah benda lain seperti wadah logam, koin, bata, alu, pipa cangklong, patung, dll. juga ditemukan dalam kapal karam ini. Ada dua benda yang menjadi ciri khas, yaitu piring serta mangkok biru-putih. Keduanya memiliki penampang sangat tipis dengan motif hias yang sangat indahn serta kondisi glasir yang masih baik.

4. Situs Belitung Timur (Kapal Laram Mampango)

Situs Kapal Karam Mampango ditmuken di sekitar pulau karang tepencil di antara Pulau Kalimantan dan Pulau Belitung. Situs ini ditemukan pada 2008 saat PT Nautic Recovery Asia mendapatkan informasi dari nelayan. Nelayan itu menemukan keramik kuno dan benda-benda lainnya di perairan di sekitar Gosong Mampango.

Dari hasil survei diperoleh informasi bahwa kapal yang karam itu bernama The Forbes, kapal milik Inggris yang dikabarkan hilang dan tenggelam pada 1806. Kapal ini merupakan kapal dagang Inggris yag membawa muatan kargo berupa opium, logam besi, perhiasan dan benda-benda indah lainnya.

Temuan yang cukup menarik dari The Forbes cargo, yang dinahkodai oleh Kaptem Frazer Sinclair yang berlayar pada 5 April dari Calcutta, India, adalah lonceng kapal yang terbuat dari besi.

5. Situs Batu Hitam (Tang)

Pada 1998 PT. Sulung Segara Jaya bekerjasama dengan Seabed Exploration-Australia melakukan pengangkatan benda-benda dari kapal karam di Perairan Batu Hitam, Belitung. Sekitar 60.000 benda-benda yang terdiri atas berbagai jenis keramik, logam, kaca, kayu, gading, batu, tulang, sisa-sisa kapal dan sejumlah benda lainnya berhasil diangkat.

Hasil analisis yang dilakukan oleh para ahli menunjukkan bahwa temuan keramik yang terdiri atas guci, mangkok, cangkir, teko, kendi dan berbagai bentuk lainnya seluruhnya berasal dari Dinasti Tang yang memerintah pada 618 hingga 907 m. Namun yang sangat menarik adalah wadah-wadah seperti cepuk, cangkir, piring, nampan yang dibuat dari bahan emas, perpaduan emas atau perak, perunggu dan tembaga yang dibuat dalam berbagai bentuk.

6. Situs Selat Gelasa (Teksing)

Hatcher melakukan eksplorasi di Perairan Selat Gelasa, Bangka Belitung pada 1999, dan menemukan sisa-sisa kapal yang diidentifikasikan sebagai kapal Tek Sing. Ternyata temuan ini merupakan perahu Jung China berukuran 50 x 10 m dengan bobot sekitar 1000 ton. Kapal ini berlayar dari Xiamen China pada Januari 1882 menuju Jawa, dengan membawa sekitar 1600 penumpang termasuk awak kapal. Pada Februari perahu Tek Sing ini menabrak pulau karang dan tenggelam. Tepatnya sekitar 2˚ sebelah selatan khatulistiwa. Antara bagian timur Sumatera dan Utara Jawa (Nigel Pickford & Michael Hatcher, 2000).

Perahu ini diperkirakan memuat sekitar 400.000 keramik, yang terdiri atas piring, mangkuk, cangkir, buli-buli, cepuk dll. Kebanyakan keramik-keramik yang diangkut adalah jenis biru putih dari sekitar abad ke-18–19. Keramik-keramik itu diproduksi di tungku Dehua, Provinsi Fujian, China. Di antara puing-puing perahu itu ditemukan pula meriam, barang-barang kuningan dan perunggu, jam saku, wadah tinta China, dudukan lilin, pisau lipat, pedupaan, mata uang, dll. Seluruh barang muatan kapal Tek Sing ini telah dijual melalui balai lelang Nagel di Stuttgart, Jerman pada November 2000.

7. Situs Kepulauan Seribu

Intan Wreck adalah nama yang sering disebut untuk benda-benda berharga hasil pengangkatan dari kapal karam di perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Nama Intan sendiri mengacu pada lokasi penambangan minyak Intan di wilayah tersebut. Pada 1997 satu perusahaan salvage melakukan berhasil mengangkat sejumlah keramik, perunggu, besi, logam, kaca, dll.

Berdasarkan hasil analisis penanggalan pada koin, analisis bentuk keramik serta analisis penanggalan radiocarbon diketahui bahwa benda-benda tersebut berasal dari abad ke-10 M. Diperkirakan berasal dari berbagai negara di Asia, seperti, China, Malaysia, Indonesia, Thailand dan Timur Tengah. (Dian T.)