Mantra Buddha di Situs Batu Pait

0
3017

Prasasti Batu PaitSitus Batu Pait berada Desa Pait, Kecamatan Nanga Mahap, Kabupaten Sanggau, Provinsi  Kalimantan Barat. Situs ini terletak di sebidang tanah datar yang dikelilingi bukit-bukit kecil tepi sebelah barat Sungai Mahap dan di tepi selatan Dusun Pait. Untuk menuju situs dapat dicapai dengan kendaraan bermotor roda empat dari Sekadau ke Nanga Mahap yang jaraknya 60 km. Kemudian dari Nanga Mahap dilanjutkan dengan sepeda motor hingga ke lokasi situs yang jaraknya sekitar 20 km. Apabila musim hujan perjalanan dari Nanga Mahap dilakukan melalui Sungai Mahap dan Sungai Tekarik dengan menggunakan perahu bermotor. Perahu motor hanya dapat masuk pedalaman hingga Dusun Sebabas. Dari sini perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 8 km.

Penemuan Situs Batu Pait kali pertama dilaporkan pada 1914. Dalam laporan itu disebutkan bahwa di tepi Sungai Tekarik (cabang Sungai Kapuas) ditemukan satu prasasti yang dipahatkan pada batu granit (?) yang berukuran 4 x 7 meter (tinggi empat meter merupakan tinggi yang tampak dari permukaan tanah).

Prasasti yang berisi tentang mantra-mantra Buddha (ye te mantra) itu jelas masih in-situ. Mantra-mantra Buddha itu dituliskan di antara tujuh relief stupa namun keadaannya sudah aus dan sulit untuk dibaca. Krom berpendapat bahwa mantra-mantra Buddha tersebut ditulis pada sekitar abad ke-7 Masehi. Wales berpendapat bahwa Prasasti Batu Pait berasal dari sekitar abad ke-6 Masehi sedangkan Chabbra dan O’Connors berpendapat bahwa prasasti ini berasal dari masa yang lebih muda dari  yūpa di Kutai yang berasal dari sekitar abad ke-5 Masehi.

Penelitian/pembacaan yang mutakhir dilakukan oleh Soekarto pada 1985. Aksara prasasti ditulis di antara kelompok stupa yang berjumlah tiga prasasti (kiri) dan kelompok stupa yang berjumlah empat prasasti (kanan). Selain itu, ditulis juga pada masing-masing stupa, tetapi hanya beberapa yang dapat terbaca. Untuk memudahkan pembacaan pada stupa, stupa diurut mulai dari yang terendah di sebelah kiri 1,55 meter (stupa I) hingga yang tertinggi 2,45 meter (stupa VII) Ditulis dalam aksara Pallawa dan berbahasa Sansekerta, yang isinya adalah sebagai berikut sebagaimana dibaca oleh Soekarto:

Mantra-mantra Buddhis pada stupa-stupa

Stupa I: Wādi mahāsramanah

Stupa IV: Wādi mahāsramanah  (baris 10 – 11)

Stupa V: mahāsramanah

Stupa VI: mahāsramanah  (baris 9 – 10)

Stupa VI: wijaya

Pada pattra (bidang di antara kelompok 3 stupa dan 4 stupa: baris 1 dan baris 2: poșa māsa śake 578.

Keberadaan prasasti ini mengindikasikan bahwa di tempat tersebut, setidaknya ada kelompok masyarakat penganut agama Buddha yang tinggal di lembah sempit yang dialiri Sungai Tekarik. Melihat kesunyian lingkungan alam pada sebuah lembah yang dialiri sebatang sungai kecil, diduga yang tinggal di tempat tersebut adalah kelompok bikṣu. Mereka melakukan kegiatan semedi, mempelajari kitab-kitab sutra dan melakukan retret.

Sumber:

Utomo, Bambang Budi, 2014, “Situs Batu Pait” dalam Wiwin Djuwita Sudjana Ramelan (ed.) Candi  Indonesia Seri Sumatera, Kalimantan, Bali, Sumbawa, Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hlm. 186–187.