Standardisasi Museum NTT

0
4069

Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman (Dit. PCBM), Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemdikbud beberapa waktu lalu berkunjung ke Museum Daerah Provinsi Nusa Tenggara  Timur, dalam rangka standardisasi museum. Kunjungan ini dilakukan oleh Kasi. Pengembangan Museum, Dit. PCBM, Mananti Amperawan Marpaung, didampingi narasumber, Djulianto Susantio.

Museum NTTDalam kunjungan ini, tim dari Dit. PCBM bertemu dengan Kepala Museum Daerah Nusa Tenggara Timur (NTT),  Jusuf B. Malo beserta staf. Tujuan kunjungan ini adalah untuk menilai apakah Museum Daerah NTT ini telah memenuhi standar minimal suatu museum yang baik.

Dari kunjungan ini diperoleh informasi mengenai Pengunjung Museum Daerah NTT.  Pengunjung museum ini beragam latar pendidikan, yaitu dari TK, SD, SLTP, SMU, Mahasiswa. Juga ada masyarakat umum, wisatawan mancanegara, dan peneliti. Jumlah total pengunjung setiap tahunnya berbeda, yaitu sebagai berikut.

  • Pada 2015 (s.d. Agustus 2015) terdapat 4909 pengunjung,
  • pada 2014 terdapat 3414 pengunjung;
  • pada 2013 terdapat 4181 pengunjung;
  • ada 2012 terdapat 4189 pengunjung;
  • pada 2011 terdapat 5231 pengunjung; dan
  • Pada 2010 terdapat 4168 pengunjung.

Dari data pengunjung lima tahun terakhir terlihat trend penurunan dari 2011 sampai 2014 dan pada 2015 terjadi rata-rata pengunjung perbulan pada 2014 (jumlah pengunjung terendah) yaitu 284 pengunjung dan paa 2011 (jumlah pengunjung tertinggi) yaitu 435 pengunjung.

Jumlah total pengunjung Wisatawan Mancanegara setiap tahunnya juga berbeda.

  • Di antaranya 2015 (s.d. Agustus 2015) jumlahnya 380 pengunjung,
  • Pada 2014 terdapat 161 pengunjung;
  • Pada 2013 terdapat 4181 pengunjung;
  • Pada 2012 terdapat 196 pengunjung;
  • Pada 2011 terdapat 881 pengunjung; dan
  • Pada 2010 terdapat 336 pengunjung.

Dari data tersebut diharapkan pihak UPT Museum Daerah NTT khususnya Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dapat melakukan upaya-upaya sosialisasi, penyebarluasan informasi serta peningkatan pelayanan pengunjung sehingga jumlah pengunjung dapat meningkat ditahun-tahun mendatang.

Sekilas tentang Museum Daerah NTT

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Museum Daerah NTT didirikan pada 1977/1978. Melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 001/0/91 tertanggal 9 Januari 1991 museum tersebut ditetapkan sebagai Museum Negeri Provinsi NTT dan menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT). Pada 1999/2000, atau setelah berlakunya otonomi daerah, maka status Museum Negeri Provinsi NTT berubah menjadi Museum Daerah NTT dan dengan demikian menjadi UPT Daerah (UPTD) yang bertanggungjawa kepada Pemerintah Daerah Povinsi NTT dan bernaung di bawah pembinaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT.

Museum yang terletak di Jalan El Tari II No. 52 Kupang memiliki luas lahan sekitar 3 ha dan berada di pusat Kota Kupang. Museum ini berjarak sekitar 4 km dari Bandar Udara El Tari Kupang atau sekitar 10 menit dengan kendaraan roda empat.

Museum Daerah Provinsi NTT didirikan sebagai “rumah” yang menampung berbagai benda alam dan budaya masyarakat NTT sebagai pusat informasi budaya, sejarah dan peradaban. Adapun misi museum ini menekankan peran untuk menyelamatkan, memelihara, memanfatkan benda-benda warisan sejarah alam dan budaya masyarakat NTT untuk memperkuat identitas diri, mendorong kreativitas, memupuk toleransi, menunjang pendidikan dan pariwisata serta menampilkan kekayaan budaya daerah NTT ke ajang yang lebih luas.

Koleksi Museum NTTKoleksi Museum Daerah NTT memiliki 10 jenis koleksi dengan jumlah 8999 koleksi yang berasal dari kelompok-kelompok etnis yang mendiami 14 kabupaten dan kota di Wilayah Provinsi NTT. Koleksi museum yang diperoleh dari hibah, ganti rugi/pembelian, dan bentuk lainnya berupa benda-benda arkeologi, biologi, geografi, etnografi, historis, numismatik, heraldik, senirupa, filologi, dan teknologi. Sebagian koleksi dipamerkan pada ruang pamer tetap. Ruang Pameran Tetap Museum Daerah NTT telah mendapatkan dana revitalisasi dari APBN Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada anggaran 2014, sehingga tata pamernya telah mengalami perubahan dan didesain sedmikian rupa sehingga diharapkan penataan tata pamer akan dapat meningkatkan pelayanan terhadap pengunjung museum.

Tulisan dan foto: Mananti Amperawan Marpaung, Kasi. Pengembangan Museum, Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, KEMDIKBUD