PCBM Kunjungi Candi Ananda di Situs Bagan-Myanmar

0
2037

Candi Ananda-Bagan-Myanmar-2
Delegasi dari Indonesia yang diwakili oleh Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman (Dit. PCBM) mendapatkan kesempatan yang sangat berharga, mengunjungi candi terbesar di Bagan, Myanmar, candi Ananda.

Di Bagan terdapat lebih dari 3.300 candi yang dibangun dari abad ke-11 hingga ke-13 Masehi. Salah satu candi, dan yang terbesar, adalah candi Ananda. Ananda adalah sebutan masyarakat setempat. Ada tiga versi yang berbeda mengenai nama candi ini. Pertama berasal dari kata “Nandamu” yang kemudian berubah pengucapannya menjadi Ananda. Versi kedua berasal dari bahasa Sanskerta “Anand” yang berarti ‘sangat indah’. Versi ketiga berasal dari kata “Ananta Panna” yang berarti “tak ada habisnya kebijakan Buddha”, karena itu disebut juga dengan candi Ananta. Dari ketiga nama itu belum dipastikan mana yang benar, karena di dalam prasastipun tidak disebutkan nama candi ini. Akan tetapi nama Ananda adalah sebutan masyarakat lokal di Myanmar secara turun temurun.

Candi Ananda-Bagan-Myanmar-1
Saat berdiskusi di halaman candi Ananda. Foto diambil pada 22 September 2015.

Candi ini dibangun oleh raja Kyansittha, yang dikenal Hti Hlaing Shin, pada 1091 Masehi. Raja ini bergelar Sri Tribuvanaditya Dhamma Yaza, yang berarti “raja keadilan yang bersinar seperti matahari lebih dari tiga dunia yang menguntungkan”.

Candi Ananda-Bagan-Myanmar-4
Deretan patung singa di bagian atas candi. Foto diambil pada 22 September 2015.

Candi  Ananda  ini mirip dengan Zedi Pu Paha di Bangladesh, atau Nakhonpahton Zedi dekat kota kuno Dwaravati di sebelah barat dari Bangkok, Thailand. Denahnya berbentuk salib dengan empat aula. Setiap sisinya menghadapi empat arah mata angin, dan struktur utama berada di pusat.

Candi Ananda-Bagan-Myanmar-3
Halaman candi Ananda. Foto diambil pada 22 September 2015.

Di Bagan ada hanya dua candi dengan denah seperti ini, yaitu Candi Ananda dan Dhammayan Gyi yang dibangun oleh cucu raja Kyansittha, raja Narathu. Tampaknya sang cucu menyalin denah candi kakeknya tersebut. Candi yang memiliki tinggi 168 kaki tersebut dihiasi dengan lukisan dinding (mural painting). Di antaranya bergambar floral dan cerita Buddha.