Nama Soeta untuk Bandara Baru adalah Bentuk Penghargaan dan Terimakasih Bangsa

0
1120

Kaleidoskop Presiden Republik Indonesia-Museum Kepresidenan “Balai Kirti”

Dalam upacara yang meriah tetapi khidmat, Presiden Soeharto meresmikan penggunaan pelabuhan udara internasional yang telah selesai dibangun di Cengkareng, Kabupaten Tangerang, Jawa Barat, dengan nama yang baru, yaitu Bandar Udara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta. Penamaan Soekarno-Hatta bagi Bandar Udara tersebut dimaksud sebagai salah satu penghargaan dan tanda terima kasih bangsa Indonesia kepada ke dua pemimpin bangsa dan Proklamator Kemerdekaan Indonesia atas perjuangan yang tak mengenal lelah, dan jasa-jasa luar biasa kepada bangsa dan negara Indonesia.

Bandar Udara Internasional ini dibangun untuk menggantikan Pelabuhan Udara Kemayoran & Halim Perdanakusuma—selain makin tidak lagi memenuhi syarat bagi penerbangan komersial, mengingat letaknya yang telah menjadi berada di tengah kota—yang tidak mampu lagi menampung arus penumpang, serta lalu lintas penerbangan yang makin meningkat. Dengan diresmikam penggunaan Bandar Udara Internasional tersebut, seluruh kegiatan penerbangan domestik (internasional dari dan ke Jakarta sepenuhnya dialihkan ke Bandar Udara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta.

Bandar Udara Internasional tersebut dibangun sejak 1981, di areal tanah seluas 1.800 hektar. Memiliki satu bangunan utama dengan tiga bangunan terminal keberangkatan dan kedatangan pesawat dan penumpang, serta satu landasan pacu yang dikemudian hari akan ditambah satu lagi. Pada tahap ini pembangunan Bandar Udara tersebut direncanakan agar mampu menampung gerakan pesawat yang mendarat dan tinggal landas sebanyak 36 pesawat setiap jam.

Tim storyline Museum Kepresidenan “Balai Kirti” Bogor