Silat Troktok (2)

0
557

Maen pukul Troktok yang diajari H.M.Syukri kepada murid-muridnya ini dimulai dengan “JURUS” (biasa disebut dengan “JURUS ANGIN”) yang terdiri dari 4 jurus dasar diantaranya adalah:

  1. Jurus Pukul
  2. Jurus Deprok
  3. Jurus Kancut/Bentak
  4. Jurus Kepang/Seliwa

 

Lalu setelah menguasai 4 jurus tersebut lalu dilanjutkan dengan LANGKAH atau rangkaian dari jurus-jurus dasar,yang dimulai dengan langkah 2 dan ditutup dengan langkah 1 berikut susunannya:

  1. Langkah 2 Kurung
  2. Langkah 3 Kurung
  3. Langkah 4 Totok/Colong
  4. Langkah 5, terbagi menjadi 2
  5. Langkah 5 Sangkol
  6. Langkah 5 Tetes
  7. Langkah 1, juga terbagi menjadi dua
  8. Langkah 1 Silo Macan
  9. Langkah 1 Ngayak.

Dan setelah murid dinilai telah “licin” penguasaannya atas jurus dan langkah,barulah ia diberi gerak-gerak sambut/aplikasi.

Berikut beberapa nama/istilah dalam sambut;

  1. Kancut/Bentak
  2. Patah kaki
  3. Cekikan
  4. Guntingan
  5. Kelim
  6. (n)jiret
  7. Patah pinggang
  8. Junjang
  9. Limbang
  10. Sabet kaki
  11. Bendung Dll

Yang masing-masing gerak sambut tersebut mempunyai bukaannya masing-masing mengimbangi bukaan lawan. Karena pada dasarnya “setiap kunci pasti ada bukaannya”.

 

Sementara untuk permainan senjata dalam hal ini H.M.Syukri tidak mengajarkan secara khusus melainkan senjata mengikuti/mengiringi gerak dan jurus. Adapun permainan toya yang diciptakan oleh Kong Awih (konon terciptanya permainan toya ini lantaran kejadian bentrok antara Kong Awih dengan beberapa polisi belanda pada saat itu.yang melahirkan gerak-gerak spontan dalam bertahan dan menyerang) diperkenalkan H.M.Syukri kepada murid-muridnya, namun tidak dijadikan sebagai pelajaran utama.

 

Gerak jurus,langkah dan sambut yang diajarkan oleh H.M.Syukri kepada murid-muridnya lebih ditekankan pada permainan akal yang dibarengi dengan kecepatan dan ketepatan(murni teknik). Akal dalam merespon gerak lawan yang menghasilkan gerak spontan yang cepat dan tepat dalam melancarkan serangan balik kepada lawan dan usaha menempatkan pada posisi selalu siap dalam menghadapi serangan lawan selanjutnya. Akal dalam pengertian pengalaman, wawasa dan pengetahuan. Pada tahap inilah seorang murid dituntut/dipancing mencari akal bagaimana meladeni lawan dalam posisi yang selalu menguntungkan yang di Ulujami dikenal dengan istilah “Beronce” atau “Ronce” yang diartikan dengan “Selalu sambung tak terputus layaknya anyaman rantai”(“semakin banyak akalnya,semakin banyak bukaannya”). Juga pada tahap ini pula H.M.Syukri memberikan kebebasan kepada murid-muridnya untuk menghasilkan gerak-gerak yang spontan dalam menghadapi serangan yang tidak terpaku pada apa yang selama ini diajarkan. Untuk lebih lanjutnya beliau memberikan penilaian mana yang boleh dipakai dan mana yang tidak dengan prinsip pakai,”mana yang menguntungkan dan tinggalkan mana yang merugikan”. Serta memberikan pilihan-pilihan tersebut kepada murid-muridnya.

Sedangkan ritual “Ngonde” pada maenan ini yang dijadikan sebagai penutup keseluruhan pelajaran maen pukul ini mulai ditinggalkan oleh H.M.Syukri sejak beliau mulai mengajarkan main pukul ini.

 

Beberapa hal penting yang selalu diajarkan H.M.Syukri,antara lain:

  1. Semua jenis dan aliran maen pukul itu baik dan bagus semua. Tinggal bagaimana yang mempelajari mengamalkannya (Kong H Dilun).
  2. Tinggalkan yang sekiranya merugikan bagi kita, dan pakai yang sekiranya menguntungkan bagi kita.
  3. Ambil yang ada didepan mata, Jangan kejar yang jauh.

4. Jangan pernah meng”ecer”/”keteng” jika menghadapi situasi yang berbahaya, langsung “borong” saja.

 

Keterangan

Tahun :2019

Nomor Registrasi :201900906

Nama Karya Budaya :Silat Troktok

Provinsi : DKI Jakarta

Domain :Tradisi dan Ekspresi Lisan

Sumber: Website Warisan Budaya Takbenda