PENERIMA ANUGERAH KEBUDAYAAN KATEGORI MAESTRO SENI TRADISI: KPH PUJANINGRAT (1)

0
832
foto: https://www.kratonjogja.id/ragam/10/kph-pujaningrat-duta-yogyakarta-di-pentas-dunia

Setia Menjaga Tari Klasik Yogyakarta

Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Pujaningrat setia menjaga tari klasik Keraton Yogyakarta sampai saat ini. Ia masih terus mengajar dan mengasuh Yayasan Siswa Among Beksa, tempat tari klasik diajarkan.

foto: https://www.kratonjogja.id/ragam/10/kph-pujaningrat-duta-yogyakarta-di-pentas-dunia

Sebagai penari tari klasik Keraton Yogyakarta, KPH Pujaningrat adalah seorang maestro. Ia ikut berperan menjaga eksistensi tari klasik di Keraton Yogyakarta. Tak heran bila kemudian pemerintah lewat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI memberinya Anugerah Kebudayaan 2018 sebagai Maestro Seni Tradisi.

“Saya merasa tidak pantas mendapat penghargaan ini. Saya bekerja seperti ini hanya kesadaran saja, tanpa pernah mengharap akan dapat anugerah. Tentu senang dan bangga sekali mendapat anugerah ini dari pemerintah. Saya mempunyai kewajiban untuk melestarikan tari klasik Yogyakarta”, katanya.

Romo Pujan, demikian KPH Pujaningrat biasa disapa, mengatakan dirinya menekuni dunia seni tari klasik karena memang hidup di lingkungan seni tari. Ayahnya dan kakaknya adalah penari keraton. “Saya tidak pernah keluar dari tari klasik. Saya diwanti-wanti jangan keluar dari Yogyakarta. Kalau yang lain boleh. Saya jangan”, lanjutnya.

Sejak usia 11 tahun, Romo Pujan belajar menari klasik di Siswa Among Beksa yang didirikan tahun 1952. Dunia seni itu tidak pernah jauh darinya. Saat menjadi siswa SMP ia juga sudah menangani bagian kesenian di sekolah. Demikian juga saat ia duduk di SMA dan ketika kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM). Di kampus biru tersebut ia ikut mendirikan unit kegiatan tari Swagayugama.

Diambil dari Buku Profil Penerima Anugerah Kebudayaan 2018