MENJADIKAN INDONESIA TERHORMAT DI MATA DUNIA

0
1105

Irvan Noeman9Irvan Noe’man (alm) adalah pendidik, maestro desain, pemikir progresif humanis yang membawa bangsa Indonesia pada pemikiran ekonomi kreatif. Penerima penghargaan “Good Design Award” dari pemerintah Jepang ini, dipercaya sebagai juri dalam berbagai perlombaan desain tingkat dunia antara lain Mobility Vision International Student’s Vehicle-Design Competition 2015. Ia juga menjadi narasumber dalam berbagai forum internasional, seperti pada Asia: World Genius Culture. Irvan juga genius mengawinkan pemikiran desainnya dengan penumbuhan komunitas-komunitas kreatif di tingkat lokal dan jaringan dunia, antara lain Bandung Creatif City Forum (BCCF), yang melahirkan Bandung City Branding danThe Design Alliance, sebuah jaringan kerjasama dan kolaborasi antar konsultan desain yang berasal dari 12 negara Asia danTimur Tengah. Ayah dari tiga anak ini juga dikenal dengan kebaruan pemikirannya, ia mengkreasi radio FM pertama di Indonesia KLCBS (Karang Layung Citra Budaya Suara), sebuahstasiun radio yang khusus menyiarkan musik Jazz. Karyanya yang menjadi soko guru perekonomian Indonesia saat ini adalah konsep ekonomi kreatif. Bagi Irvan “Seni adalah jendela jiwa kehidupan dan desain adalah cermin kecerdasan manusia.” Sedangkan cita-citanya terkait bangsa ini membuat Indonesia terhormat dalam bidang apapun di mata dunia.

Irvan Noe’man memperoleh gelar Master of Industrial Design dari Rhode Island School of Design, Providence, Rhode Island, USA pada tahun 1985. Sekembalinya ke Indonesia, ia mendirikan perusahaan BD+A Design (1988), perusahaan yang menciptakan brand dan corporate identity terbaik. Produknya digunakan sejumlah nama bank, perusahaan telekomunikasi, dan bandara-bandara internasional di Indonesia. Perusahaannya kemudian berafiliasi dengan EURO RSCG Design, perusahaan desain terkemuka di Perancis dan perusahaan furniture ternama di Italia Vivere. Pada tahun 1996 menggagas berdirinya FGD (Forum Grafika Digital), forum yang menyebarkan pengetahuan dan perkembangan desain, industri grafika digital. Forum ini dikenal sebagai penyelenggara EXPO Desain terbesar di Indonesia. Pada pamerannya yang ke-3 tahun 2007, Irvan Noe’man didaulat dan bertanggung jawab sebagai Ketua Umum FGD Expo. Acara itu dipandang sebagai pameran industri grafika digital terbesar di Asia Tenggara.

Dikalangan akademisi, Irvan dikenal sebagai guru, maestro desain, pemikir progresif dan humanis. Ipang Wahid, creativeprener/film director, salah seorang muridnya, terinspirasi dengan prinsip hidup Irvan, yaitu “FAST” yang diambil dari sifat-sifat Rasulullah, yaitu Fatonah (cerdas), Amanah (terpercaya), Sidiq (benar), Tabligh (menyampaikan). Di bidang kependidikan Irvan pernah menjabat Ketua Jurusan Desain di Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta (IKJ) periode 1994-1998, turut mendirikan Jurusan Desain Universitas Paramadina, menjadi Dosen dan Pembimbing di Pascasarjana IKJ dan menjabat Ketua Program Pascasarjana IKJ –IDS untuk bidang Industri Kreatif. Pada tahun 2011 terpilih menjadi Ketua Umum IASR-ITB (Ikatan Alumni Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung).

Putra pertama arsitek Masjid Salman ITB dan masjid TIM, Achmad Noe’man ini juga sering menjadi pembicara di forum internasional, antara lain pada Forum Congress ICOGRADA di Nagoya, Jepang mengenai Design and Trend Forcasting dan workshop desain di Tung Fang Institute Kaohsiung Taiwan. Ia juga menjadi narasumber pada Business of Design Week di Hongkong (2012) dan merancang konsep Indonesia Fashion Week (IFW) (2012). Menjadi panitia pengarah dalam pameran besar Biennale Desain dan Kriya Indonesia (2013) dan narasumber di Indonesian Contemporary Art and Design (ICAD) dan The Future of Our Creative Industry. Pada tahun 2012 menjadi salah satu narasumber dalam Asia: World Genius Culture. Irvan dipercaya menjadi juri di tingkat lokal dan internasional, antara lain pada Indonesia Good design Selection 2004, British Council Design Entrepreneur Award 2006 – 2007, Indonesia Good Design Selection (IGDS) Competition 2011– 2012, Asia Student Package Design Competition (ASPAC) 2014 di Tokyo, Jepang, Mobility Vision International Student’s Vehicle-Design Competition 2015.

Irvan juga menyamak pemikiran-pemikiran progresifnya dengan kekuatan jaringan kerja di tingkat lokal hingga internasional, dengan para pekerja seni dan kekuatan pemerintah-negara. Ia menjadi salah satu anggota Pembina KICK (Kreatif Independent Clothing Community) dan telah menyelenggarakan tiga kali “KICK Festival” yang diikuti 400 distro di Bandung sejak tahun 2006. Pada tahun 2008, ia aktif membina Bandung Creatif City Forum (BCCF), yang melahirkan Bandung City Branding dan menyelenggarakan “Helar Fest,”yaitu kegiatan festival yang diikuti 31 komunitas kreatif di Bandung selama 40 hari di berbagai lokasi di kota Bandung. Di tingkat dunia ia melahirkan The Design Alliance, sebuah jaringan kerjasama dan kolaborasi antarkonsultan desain yang berasal dari 12 negara Asia dan Timur Tengah.

Irvan juga aktif melakukan pelatihan dan pendampingan peningkatan mutu kualitas desain di kalangan UKM (Unit Kerja Masyarakat) sebagai implementasi dari konsep monumentalnya tentang ekonomi kreatif. Menurut isterinya, Rani Hazar No’man, gagasan ekonomi kreatif Irvan lahirkan saat ia diminta Mari Elka Pangestu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, untuk melakukan pameran di Shiang Hai. “Apa yang bisa kita jual. Sesunguhnya kita sudah tidak punya apa-apa, sumber daya alam Indonesia tinggal sedikit jadi yang mungkin dikuatkan sumber daya manusia,” begitu tutur Irvan kepada isterinya. Dari pijakan itu, Irvan menyusun konsep ekonomi kreatif yang diadopsi pemerintah dan menjadi soko guru perekonomian bangsa hingga kini pemerintahan Jokowi.

Rani mengenang di masa penggodokan konsep itu, Irvan bekerja dengan tim Ibu Mari hingga pukul 2–3 subuh. Hasil brainstroming-nya ia serahkan kepada Rani untuk diketik-rapikan, dan pukul 10 pagi sudah bisa dibawa ke kantor. Mereka melakukannya secara sukarela selama 23 bulan, dengan harapan agar menjadi solusi untuk bangsa. Kerja kerasnya itu membawa Irvan pada posisi strategis sebagai Ketua Komite Industri Kreatif KADIN Pusat, Jakarta (2011) dan panitia pengarah konsep Reka Baru Desain Indonesia selama dua tahun (2013–2015). Ia juga diundang DPD-RI untuk ikut menyusun Rancangan Undang-Undang Industri Kreatif (awal 2015) dan belum sempat mengawal RUU ini sepenuhnya, Irvan berpulang ke pangkuan Tuhan, Mei 2015.

Di masa akhir hidupnya, Irvan sedang ingin mengangkat pengrajin dan karya rotan ke tingkat dunia. Ia sedang bergiat mendampingi para pengusaha rotan di Cirebon untuk menghasilkan produk rotan unggulan dan prestisius yang akan ia promosikan di tingkat dunia. Bila tidak dipanggil Tuhan, di hari-hari akhirnya itu Irvan berencana mengunjungi pameran tahunan International Design Product di Milan, Italia yang dia anggap penting untuk disimak dan dihadiri dalam rangka mengikuti perkembangan desain sebagai hasil percakapan global terutama memaknainya dalam konteks berkembangnya industri furnitur di Indonesia yang memiliki peran besar dalam ekonomi Indonesia, termasuk industri rotan.

Rani juga menyampaikan bahwa masih ada beberapa impian yang pernah Irvan sampaikan, antara lain di bidang arsitektur dan perfilman. Adapun terkait penghargaan kebudayaan yang (alm) Irvan terima, Rani menyampaikan “Pertama, penghargaan ini membuat kami terharu ternyata selama ini orang menghargai apa yang beliau lakukan walaupun beliau tidak mengharapkan apa-apa. Terima kasih sekali lagi.”