Jelang Penyerahan Sertifikat UNESCO Perahu Pinisi

Nenek moyangku orang pelaut

Gemar mengarung luas Samudra

Menerjang ombak tiada takut

Menempuh badai sudah biasa

 

Angin bertiup layar terkembang

Ombak berdebur di tepi pantai

Pemuda b’rani bangkit sekarang

Ke laut kita beramai-ramai

 

Ingatkah kalian dengan lagu anak-anak di atas? Lagu yang mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara maritim yang sangat besar dan strategi melaut luar biasa yang digambarkan dengan kegagahan menerjang ombak dan menempuh badai. Kini kita dapat dengan bangga kembali menyanyikan lagu tersebut karena Indonesia telah berhasil membawa seni pembuatan perahu pinisi diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO.

Pembahasan pinisi yang sempat tertunda satu tahun akhirnya berbuah manis. Melalui Sidang ke-12 Komite Warisan Budaya Takbenda UNESCO tanggal 7 Desember 2017 di Pulau Jeju, Korea Selatan, Indonesia kembali bangga. Sebagai negara adidaya kebudayaan, Indonesia berhasil mengukuhkan pinisi dengan nama resmi Pinisi: Art of Boatbuilding in South Sulawesi (Pinisi: Seni Pembuatan Perahu di Sulawesi Selatan) sebagai Intangible Cultural Heritage List UNESCO.

Menyambut hal tersebut, Direkturat Jenderal Kebudayaan melalui Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya akan mengadakan acara penyerahan sertifikat Pinisi UNESCO kepada pemerintah daerah. Rangkaian acara tersebut akan berlangsung tanggal 27 dan 28 Maret 2018. Bertempat di daerah asal pembuatan perahu pinisi, Bulukumba, Sulawesi Selatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan didampingi oleh Direktur Jenderal Kebudayaan akan menyerahkan sertifikasi UNESCO kepada Gubernur Sulawesi Selatan dan Bupati Bulukumba malam hari di tanggal 27 Maret 2018. Keesokan harinya, tanggal 28 Maret 2018 juga direncanakan pelepasan perahu pinisi dari Tanjung Bira.