Tahun ajaran baru 2020 menjadi momentum pengelola sekolah, penyuluh kepercayaan, serta orang tua untuk membantu peserta didik beradaptasi memasuki era ” kenormalan baru” belajar di masa pandemi. ” Kenormalan baru” atau “new normal” ini bukan berarti peserta didik dipersiapkan kembali bersekolah, namun membantu menyiapkan bagaimana peserta didik agar mampu beradaptasi dengan situasi belajar di tengah wabah Covid-19. Lalu apa yang perlu kita bantu agar siswa lebih siap menghadapi tantangan yang mungkin ditimbulkan oleh kenormalan baru belajar ini?

Sebelum dimulainya tahun ajaran baru, penyuluh kepercayaan, pihak sekolah, orangtua, dan peserta didik perlu berdiskusi bersama untuk mengevaluasi pelaksanaan belajar dari rumah. Terutama untuk menentukan, hal-hal apa yang harus dilanjutkan, dan apa yang harus diubah.

Esensi belajar sesungguhnya memberi tantangan dan pengalaman pada peserta didik. Jangan memberikan tantangan tugasnya hanya mencatat ulang buku paket atau menyelesaikan soal-soal. Jika seperti itu, maka siswa hanya belajar pada level rendah. Mereka hanya belajar untuk menghafal atau mengulang gagasan yang ada di buku.

Banyak aplikasi untuk pembelajaran, seperti Google Classroom, Edmodo, Quizzes, Zoom, Webex, atau sejenisnya. Yang terpenting dari belajar jarak jauh ini bukan hanya pada penggunaan teknologi. Jangan sampai penggunaan teknologi hanya menggantikan tempat ceramah guru dari ruang kelas berpindah tempat melalui teknologi virtual. Banyak unsur yang lebih penting dalam menyiapkan proses belajar sekalipun dalam jarak jauh. Yang terutama adalah upaya menyediakan pengalaman belajar yang mendorong siswa lebih banyak mengalami (berbuat atau mengamati), melakukan interaksi, komunikasi, dan ada umpan balik dalam mengkonstruksi pengetahuan sehingga siswa dapat belajar secara bermakna.

Kondisi ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi para penyuluh kepercayaan di daerah terpencil dalam menyongsong Tahun Ajaran Baru dengan situasi yang baru. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, Departemen Pendidikan Majelis Luhur Kepercayaan terhadap Tuhan YME Indonesia berkeinginan untuk berbagi kisah dengan para penyuluh Kepercayaan terhadap Tuhan YME di daerah terpendil dalam menyongsong Tahun Ajaran Baru dengan menyikapi Adaptasi Kebiasaan Baru (New Normal).

Talkshow Daring ini dilaksanakan pada hari Kamis, 23 Juli 2020, pukul 15.00 – 17.00 WIB melalui aplikasi zoom dan tayang di youtube budayasaya.

Narasumber:

  1. Handi Batuah, Penyuluh Kepercayaan Kaharingan dari Kalimantan Selatan
  2. Rineke Kirimang, S.Pd., Penyuluh Kepercayaan Masade dari Sulawesi Utara
  3. Reing, S.Pd., Penyuluh Kepercayaan Mappurondo dari Sulawesi Barat

      Moderator: Jaya Damanik, S.Pd  (Dept. Pendidikan MLKI)

      Host : Retno Lastani (Sekjen MLKI)