Ruwatan Sukerta (GRATIS)

Ruwatan Sukerta bersama Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang akan diselenggarakan pada tanggal 23 September 2018 di Pendapa Agung Tamansiswa

0
5046

 

 

Yogyakarta September 2018, BPNB DIY – Ruwatan adalah sebuah tradisi upacara adat yang sejak dulu hingga sekarang masih dilestarikan dan dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas. Meruwat berasal dari kata ruwat dalam bahasa jawa, yang memiliki arti membuang sial atau menyelamatkan orang dari gangguan tertentu. Gangguan itu bisa dikatakan sebagai kelainan dari suatu kondisi yang umum dalam suatu keluarga maupun pada diri seseorang. Gangguan yang harus diruwat yakni gangguan bagi seseorang yang disebabkan oleh suatu perbuatan yang dapat menimbulkan sial/celaka atau dampak sosial lainnya. Ruwatan bagi masyarakat jawa adalah suatu bentuk usaha yang bertujuan agar kelak setelah menjalani ruwatan mendapatkan berkah berupa keselamatan, kesehatan, kedamaian, ketentraman jiwa, kesejahteraan dan kebahagiaan bagi diri sendiri secara khusus maupun bagi keluarga dalam lingkup yang lebih besar lagi.

Pada Bulan September tahun ini kegiatan Adat dan Tradisi Budaya Jawa berupa Ruwatan Sukerta akan hadir di tengah-tengah masyarakat Jogja. Kegiatan ini terbuka bagi seluruh masyarakat Indonesia. Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Daerah Istimewa Yogyakarta (D.I. Yogyakarta) bersama dengan Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam rangka menyambut Bulan Sura akan menyelenggarakan kegiatan Purnama Sura yang diwujudkan dengan Upacara Adat Ruwatan Sekerta secara lengkap dengan pergelaran wayang kulit lakon Murwakala, oleh Dhalang Ki Mas Penewu Cermosutedjo (Abdi Dalem Dhalang Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat).

Upacara Adat Ruwatan Sukerta BPNB DIY tahun 2018 ini akan diselenggarakan pada :

Hari                 : Minggu Legi
Tanggal           : 23 September
Waktu             : 07.30 WIB s.d. selesai
Tempat            : Pendapa Agung Tamansiswa, Jl. Tamansiswa No. 25, Kota Yogyakarta

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, bagi keluarga yang putra-putrinya termasuk dalam jenis sukerta yang perlu diruwat, dapat mendaftar untuk mengikuti Upacara Adat Ruwatan Sekerta tanpa dipungut biaya atau GRATIS.

PERSYARATAN PESERTA

1. Mengisi Formulir Pendaftaran (rangkap dua)
2. Fotokopi Identitas Sukerta (keluarga sukerta)

WAKTU & TEMPAT PENDAFTARAN

Pendaftaran dimulai tanggal 1 s.d 20 September 2018, dan dapat dilakukan pada :

1. Sekretariat Panitia Ruwatan Sekerta
Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) D.I. Yogyakarta
Jl. Brigjen Katamso 139 (Dalem Jayadipuran), Kota Yogyakarta
Telpon/Fax : (0274) 373242; 379308 / 381555
Email : bpnb.diy@kemdikbud.go.id
Narahubung : 0813 2880 98491 (Sudarmadi); 0812 2737 376 (Suyono)

2. Ny. Sri Muryani
Pendapa Agung Tamansiswa
Jl. Tamansiswa, No. 25, Kota Yogyakarta
Telpon : 0813 9296 3819

3. Toko Buku Tamansiswa
Jl. Tamansiswa No. 8, Kota Yogyakarta
Telpon : (0274) 418878 / 378778

LAIN-LAIN

1. Para sukerta dan orangtua diharapkan mengikuti gladi bersih
yang akan dilaksanakan pada :

Hari             : Sabtu Kliwon
Tanggal       : 22 September
Waktu         : 13.00 WIB
Tempat        : Pendapa Agung Tamansiswa, Jl. Tamansiswa, No. 25, Kota Yogyakarta

2. Pada hari pelaksanaan Ruwatan, Minggu 23 September 2018,
sukerta dan orangtua berpakaian daerah.

3. Hal-hal yang belum jelas dapat ditanyakan di sekretariat panitia / tempat  pendaftaran,
atau dapat menghubungi narahubung di bawah ini,
0813 2880 98491 (Sudarmadi); 0812 2737 376 (Suyono)

4. Subject untuk pengiriman formulir melalui surat elektronik (Email),
RUWATAN SUKERTA BPNB D.I. YOGYAKARTA

Formulir Pendaftaran dapat diunduh pada tautan di bawah ini,
FORMULIR PENDAFTARAN RUWATAN SUKERTA (BPNB DIY)

Kegiatan ini diselenggarakan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Daerah Istimewa Yogyakarta (D.I. Yogyakarta) bersama dengan Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka memfasilitasi warga masyarakat yang memiliki rencana meruwat putra-putrinya. Kegiatan ini juga merupakan sUatu bentuk kepedulian pemerintah terhadap pelestarian Budaya Jawa yang adiluhung. Mari bersama kita jaga  dan lestarikan budaya adiluhung Bangsa Indonesia.

Lestari Budayaku Lestari Negeriku,
Salam Budaya ?
Kontributor : IW Pantja S
(bpw)