Belajar Bersama Maestro Kenalkan Tari Gending Sriwijaya

0
2309

Palembang – Tari Gending Sriwijaya adalah kesenian tradisional Sumatera Selatan. Melalui kegiatan Belajar Bersama Maestro (BBM), tari ini akan dikenalkan kepada generasi muda sebagai upaya pelestarian kesenian tersebut. Kegiatan ini menyusul sukses BBM tahun lalu di Kota Prabumulih. Peserta didik setingkat SMP ditetapkan sebagai sasaran utama untuk dilatih agar dapat menguasai tari ini.

Berbagai upaya memang bisa dilakukan untuk melestarikan kebudayaan. Salah satunya adalah pewarisan  dengan mengenalkan dan mengajarkannya kepada generasi muda khususnya peserta didik. Upaya ini jugalah yang dilakukan Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat (BPNB Sumbar) dalam kegiatan Belajar Bersama Maestro (BBM). Khusus Kota Pelembang, Tari Gending Sriwijaya dipilih menjadi materi utama BBM.

BBM termasuk salah satu kegiatan unggulan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat mengakomodasi amanah UU No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Kegiatan ini sebagai upaya memajukan kebudayaan dengan mengupayakan internalisasi nilai budaya kepada generasi muda. Nilai budaya yang diinternalisasi mengacu pada sepuluh (10) objek pemajuan kebudayaan. Objeknya yaitu, tradisi, manuskrip, adat istiadat, ritus, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, permainan rakyat, dan olahraga tradisional.

Melalui internalisasi kegiatan BBM, para peserta akan dikenalkan pada kebudayaan tradisional oleh maestro atau calon maestro pelaku kebudayaan tersebut. Maestro secara langsung akan berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam aktivitasnya berkebudayaan. Para peserta didik diharapkan dapat mengenal, mempelajari serta memahami kebudayaan khas daerahnya. Pemahaman tersebut akan berpengaruh pada menguatnya identitas mereka dengan didorong oleh sikap yang diasaskan dalam UU No. 5, yaitu toleransi, keberagaman, kelokalan, lintas wilayah, partisipatif, manfaat, keberlanjutan, kebebasan berkreasi, keterpaduan, kesederajatan, dan gotong royong.

Undang-undang Pemajuan Kebudayaan meski baru terbit tahun 2017, namun BPNB Sumbar telah menggelar kegiatan BBM sejak tahun 2016 di ketiga wilayah kerjanya, yaitu Sumatera Barat, Bengkulu, dan Sumatera Selatan dengan objek berbeda-beda. Tahun 2018 ini juga telah dirancang BBM di tiga wilayah ini. Khusus kegiatan BBM di Propinsi Sumatera Selatan dipusatkan di Kota Palembang, tepatnya di SMP Negeri 1 Palembang.

Peserta terdiri dari anak-anak didik dan guru-guru kesenian, laki-laki dan perempuan. Tujuan menyertakan dua generasi ini tidak lain untuk lebih memudahkan sistim regenerasi kesenian tradisional yang diajarkan oleh maestro atau calon maestro/pelestari kebudayaan. Guru-guru akan mewariskan kepada anak didik periode berikutnya sedangkan siswa-siswi yang beruntung pada periode ini diharapkan dapat menginisiasi keluarga, teman-teman, dan masyarakat sekitar setelah mereka menamatkan SMP kelak. Peserta yang dianggarkan dan dipertanggungjawabkan hanya 22 orang. Namun antusiasme mereka tidak dibatasi, sehingga jumlah partisipan mencapai sekitar 42 orang. Hal ini menjadi persoalan sekaligus keberuntungan atas animo peminat tari tradisi di kota ini.

Perlu strategi matang untuk memenuhi animo mereka dengan tetap mampu mempertanggungjawabkan secara bijak kegiatan yang didanai oleh DIPA/RKAKL BPNB Sumbar ini. Panitia dari BPNB yang diketuai oleh Ferawati,S.S., bersama panitia lokal yang ditunjuk dari SMPN 1 Palembang, Kepala Sekolah, dan pelatih atau calon maestro/pelestari kebudayaan akan menyeleksi separoh peserta yang berbakat.

Hal ini disampaikan dalam acara pembukaan kegiatan BBM pada Sabtu, 24 Maret 2018 pukul 10.00-12.00 wib di aula SMPN 1 Palembang. Mereka diseleksi langsung oleh Elly Rudy, yaitu calon maestro/pelestari kebudayaan yang memimpin sanggar tari “Group Elly Rudy”, sekaligus dosen terbang di salah satu perguruan tinggi di kota Palembang. Dua puluh (20) peserta yang berbakat dan berlatih maksimal akan diberi reward berupa workshop KIT, seperti tas, baju kaos, alat tulis, bahkan yang berprestasi akan mendapat hadiah berupa uang tunai yang telah dianggarkan. Kegiatan ini akan berlangsung sejak pembukaan hingga penutupannya nanti dengan total 20 kali pertemuan dengan durasi 2 jam setiap latihan.

Tidak hanya itu, Kabid SD-SMP Kota Palembang dalam acara pembukaan yang juga dihadiri oleh Kabid Kebudayaan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Sumsel beserta jajarannya, peneliti BPNB Sumbar, dan pihak sekolah juga mengapresiasi animo mereka dengan memberikan kesempatan atau panggung untuk menampilkan kesenian tradisional pada 2 Mei 2018, tepat pada  peringatan Hari Pendidikan Nasional yang akan diadakan oleh Dinas Pendidikan Kota Palembang. Namun tidak tertutup kemungkinan mereka untuk diundang oleh pihak lain, seperti untuk penyambutan tamu agung kegiatan Festival Sriwijaya atau bahkan Asian Games pada 18 Agustus 2018 mendatang. Pembukaan ini juga diliput oleh media massa cetak dan elektronik lokal.

Kegiatan BBM kali ini menetapkan tari tradisi Gending Sriwijaya, mengalahkan rencana jenis kesenian lain yang telah disurvey pada awal Maret 2018. Menurut Elly Rudy, tari ini sempat fakum sepuluh tahun. Nung Cik Ar sebagai tokoh seni tari ini pernah dicekal pada tahun 1965 karena terlibat atau terjebak dalam kelompok kesenian Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra). Elly Rudy yang sudah aktif menari kemudian menciptakan sendiri seni tari yang mirip dengan Gending Sriwijaya namun lebih fleksibel, yang dia namai tari Sambut atau Tanggai.

Dalam kegiatan BBM ini, Elly Rudy akan mengembalikan marwah tari Gending Sriwijaya kepada asal jadinya, termasuk jumlah penari, momentum, dan bentuk serta warna pakaiannya. Tari Gending Sriwijaya sejatinya termasuk tari Sambut yang sakral, yaitu untuk menyambu tamu-tamu agung, dalam konteks kekinian minimal untuk tamu eselon IV ke atas. Melalui kegiatan BBM ini, para peserta tidak hanya akan dilatih menari, tapi juga diajarkan tentang sejarah tari serta makna filosofinya untuk menemukan-kembangkan jati diri mereka.

Kontributor: Marbun dan Ferawati