Lawatan Sejarah Daerah 2018 di Samarinda

0
2175

Kegiatan Lawatan Sejarah Daerah atau Laseda 2018 yang dilaksanakan di Samarinda dibuka secara resmi oleh Direktur Sejarah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dra. Triana Wulandari M.Si di Ballroom Hotel Grand Sawit Samarinda (5/3/2018)

Direktur Sejarah Kemdikbud Dra. Triana, M.Si. sedang menyampaikan sambutan

Pada sambutannya Triana menerangkan tentang tujuan kegiatan Laseda. Laseda merupakan kependekan dari Lawatan Sejarah Daerah yaitu berarti melek sejarah. Kata melek itu luar biasa, artinya kita melihat dan mengetahui dengan jelas. Selama ini anak-anak sekolah sudah mengikuti pengetahuan sejarah berdasarkan kurikulum dari Kemdikbud, di mana terdapat mata pelajaran sejarah wajib dan peminatan. Mata pelajaran wajib berisi tentang materi sejarah nasional. Sedangkan pada mata pelajaran sejarah peminatan tersebut dapat diisi dengan pengayaan sejarah lokal.

Lebih lanjut, Triana menerangkan, seperti yang diungkapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ‘ajarkanlah terlebih dahulu sejarah lokal baru kemudian sejarah nasional’. Bagaimana kita memahami sejarah lokal kalau kita hanya mempelajari tentang sejarah nasional. Kita tidak akan tahu akan peristiwa sejarah lokal yang ada di sekitar kita. Di sekitar kita terdapat sejarah-sejarah kecil yang harus kita ketahui dan pahami. Apabila nanti kita bertemu pada kegiatan Laseda Nasional maka akan ditanya tentang peristiwa-peristiwa sejarah lokal yang ada di wilayah masing-masing,” terangnya.

Sejarah itu tidak akan lepas dari tempat, peristiwa, tokoh, dan waktu. Maka mari kita telusuri tentang peristiwa-peristiwa lokal tersebut sehingga kita akan melek sejarah lokal. Melek bukan hanya berarti menghafal akan tetapi kita juga kritis terhadap sejarah lokal,” ungkap wanita yang dilantik menjadi Direktur Sejarah pada Juni 2016 silam.

Penyerahan plakat oleh Kepala BPNB Kalbar kepada Direktur Sejarah Kemdikbud

Pada sesi pembukaan turut hadir Kabid. Kebudayaan Drs. H. Deslan Nispayani, M.Si. mewakili Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur. Dalam sambutannya Deslan mengungkapkan bahwa Kalimantan Timur memiliki catatan penting dalam sejarah Bangsa Indonesia. Kerajaan Kutai mempunyai peninggalan budaya dan sejarah yang banyak disimpan di Museum Mulawarman Tenggarong, di mana tempat tersebut merupakan istana Kesultanan Kutai Kartanegara yang dibangun oleh Belanda pada tahun 1932. Selain itu juga ada peristiwa heroik perjuangan kemerdekaan Bangsa Indonesia yang bertempat di Sanga-Sanga pada tanggal 27 Januari 1947 yang dikenal sebagai peristiwa ‘Merah Putih’.

Peserta Laseda 2018 sedang mengikuti acara pembukaan

Maka dengan mengikuti kegiatan Laseda ini, lanjut Deslan, yaitu mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang ada di Kalimantan Timur para siswa dan guru pendamping diharapkan akan mendapatkan pengetahuan tentang sejarah lokal. Di mana manfaat tersebut selanjutnya akan dapat disosialisasikan kepada pelajar-pelajar lainnya. Untuk itu kami selaku Dinas Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada para narasumber, BPNB Kalimantan Barat, BPCB Kalimantan Timur di mana sudah menyelenggarakan kegiatan Laseda ini. Dinas Kebudayaan Kalimantan Timur baru berumur 2 tahun, di mana dalam proses pengembangan kebudayaan telah banyak terbantu oleh instansi BPNB Kalimantan Barat dan BPCB Kalimantan Timur,” tutupnya.

Seperti yang disampaikan Kepala BPNB Kalimantan Barat dalam pidato laporannya, bahwa kegiatan Laseda merupakan salah satu program kegiatan reguler BPNB Kalbar selaku Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemdikbud, di mana pada kesempatan Kegiatan Laseda 2018 ini merupakan kegiatan yang sudah berlangsung ke-17 kalinya dan bertempat di Samarinda Kalimantan Timur. Laseda mempunyai tujuan mensosialisasikan pengetahuan sejarah dengan metode di luar pelajaran sekolah. Sehingga sejarah menjadi pengetahuan yang dapat dipelajari secara menyenangkan.

sajian Tari Temengang Madang oleh Sanggar Tari Borneo Etmika Samarinda

Adapun kegiatan ini akan berlangsung selama empat hari (5 – 8 Maret 2018) yang berisi agenda penyampaian materi pengetahuan sejarah oleh narasumber, kunjungan ke tempat-tempat bersejarah di Samarinda dan sekitarnya, serta pembuatan laporan oleh peserta dari agenda kunjungan tempat bersejarah tersebut. Pada proses selanjutnya akan ada penilaian dari masing-masing kelompok yang sudah dibentuk dan kelompok terbaik akan berlanjut mengikuti kegiatan Laseda tingkat nasional yang bertempat di ‘titik nol’ Indonesia, yaitu di Sabang,” sambungnya.

Panitia Kegiatan Laseda 2018 sedang berpose

Kegiatan yang bertema “Menelusuri Jejak Sejarah Kutai dan Perjuangan Merah Putih Sanga-Sanga dalam Memperkokoh Jati diri dan Karakter Bangsa” serta dibuka dengan sajian Tari Temengang Madang oleh Sanggar Tari Borneo Etmika Samarinda ini diikuti oleh 40 siswa dan 10 guru pendamping yang berasal dari SLTA se-Samarinda dan sekitarnya. Di mana tiap sekolah mewakilkan 5 orang siswa dan 1 orang guru pendamping.