Kilas balik perjalanan hidup pejuang pendidikan, Ki Hajar Dewantara, memang patut diteladani dan dijadikan momen nasional pergerakan Pendidikan perjuangan Indonesia yang tersarikan dalam slogan “Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri hadayani” (di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, di belakang memberi dorongan).
Slogan yang kini disematkan dalam logo Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemdikbud) secara tidak langsung memperjelas visi misi serta tugas pokok dan fungsi (tupoksi) kemdikbud untuk memajukan pendidikan bangsa Indonesia secara bersama-sama yang dimulai dari usia dini. Sementara generasi tua, termasuk para orang tua, menjadi pendorong bagi generasi penerus tidak hanya dorongan dalam bidang pendidikan formal saja tetapi juga pendidikan untuk menentukan pola tingkah laku dan etika berbudaya agar sesuai dengan karakter kebangsaan.
Upacara memperingati hari pendidikan nasional pada hari Sabtu, 2 Mei 2015 di BPNB Bandung secara umum adalah sama dengan instansi lain yang juga menyelenggarakan upacara serupa. Sambutan yang diberikan oleh pemimpin upacara merupakan sambutan resmi dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang secara khusus dibuat untuk memperingati hari pendidikan nasional tahun ini.
Menyimak dari apa yang tertera dalam sambutan resmi mendikbud, peranan pendidikan memang sangat dominan dalam membangun karakter bangsa yang terdidik serta berkemauan keras untuk mengupayakan kemajuan dan kesejahteraan bangsa dengan tidak mengandalkan pada sumber daya alam Indonesia yang makin lama akan semakin berkurang. Menurut Anis, Pola pikir yang melulu hanya ingin menguras kekayaan alam merupakan pola pikir penjajah yang pada saat ini sudah waktunya dibuang jauh-jauh.
Berkaitan dengan problematika bidang pendidikan, sehubungan dengan adanya pemberitaan baik masalah bidang kurikulum, pengaturan Ujian Nasional, maupun kesejahteraan para tenaga pendidik harus dijadikan sebagai masalah bersama untuk kemudian dicarikan solusi demi tercapainya tujuan pendidikan nasional Indonesia. Oleh karena itu, dalam bagian akhir sambutan, Anis berpesan bahwa kita harus merubah persepsi bahwa pendidikan bukan hanya menjadi urusan kedinasan di pemerintahan, melainkan urusan kita. Dan, ikhtiar memajukan pendidikan adalah tanggung jawab kita semua.