Permainan Tradisional Anak di Kabupaten Lampung Utara

You are currently viewing Permainan Tradisional Anak di Kabupaten Lampung Utara

Permainan Tradisional Anak di Kabupaten Lampung Utara

https://youtu.be/O56CeD1kHYA

Lampung Utara merupakan salah satu kabupaten yang berada dalam wilayah Provinsi Lampung dengan Ibukotanya bernama Kotabumi. Lampung Utara terdiri atas 23 kecamatan, dan salah satunya adalah Kecamatan, Abung Timur. Kecamatan ini memiliki beragam kekayaan budaya. Salah satunya adalah permainan anak tradisional. Beberapa permainan yang hingga kini biasa dimainkan adalah Kebabeng, Kikhikan, Pidak, Bedil Betung, Balang-balang, Gasing, Taplak, Bola Beracun.

Kebabeng
Kebabeng. Adalah nama permainan yang lebih bersifat perorangan. Namun, dapat juga dimainkan secara berkelompok. Persaingan hanya dilihat dari ketangkasan dan keahlian pemain agar buah karet miliknya dapat berputar dengan kencang. Bahan yang diperlukan untuk membuat alat permainan ini tergolong mudah didapat, yaitu sehelai tali, sebilah bambu, dan buah karet. Teknik memainkan permainan ini adalah dengan menarik kedua ujung tali yang telah diberi dua bilah bambu. Pada bagian tengah sudah terpasang buah karet yang telah dilubangi pada kedua sisinya. Kesenangan yang diperoleh adalah saat buah karet miliknya dapat berputar dengan kencang.

Kikhikan
Bahan yang sama dengan permainan ke ba beng – juga dapat digunakan untuk membuat permainan bernama kikhikan. Permainan ini menggunakan prinsip kecepatan putaran baling-baling karena ditarik oleh benang. Proses pembuatannya adalah: poros baling-baling dilubangi dan diberi sebilah bambu. Kemudian, biji karet dilubangi pada bagian atas dan bawah serta bagian tengah. Lubang bagian atas dan bawah digunakan untuk memasukan sebilah bambu. Sementara, lubang bagian tengah digunakan untuk memasukan tali sebagai alat penariknya.

Pidak
Selain dapat digunakan untuk membuat permainan sebelumnya. Buah karet juga dapat digunakan sebagai bahan permainan yang bernama Pidak. Permainan ini dimainkan paling sedikit oleh dua orang. Masing-masing memiliki sejumlah buah karet. Persaingan untuk menang ada dalam permainan ini. Caranya, dua buah karet yang ditumpuk kemudian dipukul dengan menggunakan tangan salah seorang pemain hingga salah satu buah karet yang ditumpuk itu pecah. Penentuan pemenang adalah, apabila setiap pemain memiliki 10 buah karet. Enam di antaranya pecah, maka ia dianggap kalah. Karena, hanya 4 buah karet yang tidak pecah. Sementara lawannya memiliki 6 buah karet yang tidak pecah.

Bedil Betung/Jejok
Berbeda halnya dengan tiga permainan di atas. Permainan ini lebih mengandalkan keakuratan dan kekuatan tembakan. Sumber tenaga tembakan berasal dari dorongan satu tangan pemain. Sementara tangan lainnya digunakan untuk memegang selongsong. Bahan yang diperlukan adalah bambu, dan buah leak. Satu ruas bambu digunakan sebagai selongsong.

Selain itu. Diperlukan juga satu bilah bambu sebagai alat pendorong pada selongsong yang telah diberi buah leak. Para pemain terbagi dalam dua kelompok. Posisi kelompok saling berhadapan dengan jarak sekitar enam meter. Setelah aba-aba permainan dimulai. Mereka saling serang dengan akurasi tembakan pada badan hingga kaki kelompok lawan. Layaknya seperti di medan pertempuran. Para pemain yang telah terkena tembakan dinyatakan gugur. Pemenang adalah kelompok yang berhasil menembak seluruh anggota kelompok lawan.

Balang-balang
Selanjutnya adalah permainan bernama balang-balang. Sebuah permainan yang mengandalkan keahlian pemain dalam memukul baling-baling hingga terlempar sambil berputar kencang. Pemenang ditentukan pada pemain yang melempar bilah balang-balang paling jauh.

Gasing
Prinsip putaran juga ditemukan pada permainan bernama gasing. Bahan yang digunakan untuk membuat permainan ini terdiri dari laher dan sehelai tali. Bagian tengah Laher bekas onderdil motor diberi poros yang diperkuat agar tidak lepas. Untuk memainkannya, tali dililit rapi di atas poros laher. Sambil mengambil aba-aba, pemain kemudian melempar gasing sekaligus sambil menarik tali yang melilit gasing tersebut. Agar lebih menarik. Dibutuhkan pemain paling sedikit dua orang untuk memainkan gasing. Dua atau lebih pemain melempar gasing ketengah arena secara bersamaan. Gasing yang paling lama berputar adalah pemenang dari permainan ini.

Taplak
Taplak, adalah nama permainan yang biasa dilakukan oleh anak perempuan. Alat yang diperlukan untuk melakukan permainan ini sangat mudah didapat. Hanya pecahan genting dan sebidang tanah. Mereka – sudah dapat memainkan permainan ini. Persiapan permainan diawali dengan membuat gambar kotak-kotak di atas sebidang tanah. Setelah selesai, para pemain yang paling sedikit berjumlah dua orang kemudian melakukan undian. Urutan pemenang menandakan urutan untuk melakukan permainan ini. Proses memainkan permainan ini adalah. Pemain melempar genting – pada gambar kotak – yang telah ditentukan. Setelah itu,. pemain akan berloncat-loncat dengan sebelah kaki, melompati kotak-kotak yang telah disediakan. Kesalahan hingga harus berganti pemain adalah tatkala pemain salah melempar genting ataupun menginjak garis yang menjadi arena permainan.

Bola Beracun
Permainan bola beracun dilakukan paling sedikit oleh dua orang. Dan, bisa dilakukan oleh anak laki-laki maupun perempuan. Bahan permainan hanyalah sebidang tanah dan beberapa sandal pemain yang dikumpulkan tersusun di tengah arena permainan. Awal permainan adalah dengan melakukan undian untuk menentukan siapa yang menjadi pelempar sandal pertama, kedua, dan seterusnya. Jika pemain pertama gagal meruntuhkan sandal yang telah tersusun, maka ia akan digantikan oleh pemain kedua. Jika sandal yang dilemparkan berhasil meruntuhkan susunan sandal, maka si pemain akan mengejar dan menangkap lawannya. Lawan yang berhasil ditangkap dianggap kalah. Keriangan sangat terasa dalam permainan ini, baik saat pemain melempar sandal, ataupun saat pemain mengejar lawannya untuk ditangkap. (Irvan)

Dikutip dari Nina Merlina dkk, “Permainan Tradisional Anak-anak di Lampung Utara”, Laporan Perekaman Peristiwa Sejarah dan Budaya, Bandung: BPNB Jabar, 2107