Kampung Bermain: Menjaga Warisan Budaya di Festival Simfoni Citarum 2024

You are currently viewing Kampung Bermain: Menjaga Warisan Budaya di Festival Simfoni Citarum 2024

Kampung Bermain: Menjaga Warisan Budaya di Festival Simfoni Citarum 2024

Pada tanggal 28-30 Mei 2024, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX (BPK IX) menggelar sebuah acara yang penuh dengan keceriaan dan sarat makna, yaitu Kampung Bermain. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Festival Simfoni Citarum yang diadakan di Kawasan Percandian Batujaya, Karawang. Kampung Bermain berhasil menarik perhatian berbagai kalangan, terutama siswa/i setingkat SD dan SMP serta masyarakat sekitar, yang dengan antusias turut serta dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan.

Di Kampung Bermain, para peserta diajak untuk bermain berbagai permainan tradisional seperti congklak, engrang, tali karet, bekel, gatrik, gundu, dan masih banyak lagi. Permainan-permainan ini bukan hanya menghibur, tetapi juga membawa nilai-nilai budaya yang penting untuk dikenalkan kepada generasi muda. Melalui permainan tersebut, anak-anak belajar tentang kerja sama, ketangkasan, strategi, serta nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.

Selain permainan tradisional, Kampung Bermain BPK IX juga menyelenggarakan perlombaan layang-layang di Situs Lempeng, Kawasan Percandian Batujaya. Perlombaan ini bukan hanya menjadi ajang kompetisi yang menyenangkan, tetapi juga sebagai cara untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya bermain layang-layang yang telah lama menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia. Layang-layang sendiri memiliki berbagai filosofi dan nilai yang bisa diambil, seperti ketekunan, kreativitas, dan harmonisasi dengan alam.

Manfaat dari kegiatan Kampung Bermain ini sangat beragam. Pertama, kegiatan ini menjadi sarana edukasi budaya yang efektif bagi generasi muda. Melalui interaksi langsung dengan permainan tradisional, mereka bisa memahami dan menghargai warisan budaya yang ada. Kedua, kegiatan ini juga menjadi ajang rekreasi yang menyehatkan, baik secara fisik maupun mental. Bermain di luar ruangan dengan berbagai aktivitas fisik tentu membantu menjaga kesehatan tubuh dan pikiran.

Selain itu, kegiatan ini juga mampu mempererat hubungan sosial antar masyarakat. Dalam suasana bermain dan berlomba, tercipta interaksi yang hangat dan harmonis antar peserta, baik itu anak-anak maupun orang dewasa. Hal ini penting untuk membangun komunitas yang kuat dan saling mendukung. Kegiatan semacam ini juga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk saling berbagi cerita, pengalaman, dan pengetahuan tentang budaya tradisional.

Pelestarian aktivitas budaya melalui kegiatan seperti Kampung Bermain ini sangat penting. Pertama, dengan mengenalkan kembali permainan tradisional kepada anak-anak, kita turut menjaga agar budaya tersebut tidak terlupakan oleh generasi muda. Kedua, melalui dokumentasi dan publikasi acara, informasi mengenai permainan dan budaya tradisional ini bisa tersebar lebih luas dan dikenal oleh masyarakat yang lebih luas lagi.

Bentuk pelestarian budaya ini juga terlihat dari upaya mengintegrasikan permainan tradisional ke dalam kurikulum pendidikan. Dengan begitu, permainan tradisional bisa diajarkan secara resmi di sekolah-sekolah, sehingga siswa/i tidak hanya mengenal tetapi juga mempraktikkan permainan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, pemerintah dan lembaga kebudayaan juga dapat mengadakan kegiatan serupa secara berkala untuk menjaga kesinambungan pelestarian budaya.

Kampung Bermain BPK IX merupakan contoh nyata bagaimana budaya bisa dilestarikan melalui kegiatan yang kreatif dan menyenangkan. Dengan melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, sekolah, hingga masyarakat, pelestarian budaya bisa berjalan dengan lebih efektif dan berdampak luas. Mari kita dukung terus kegiatan seperti ini agar warisan budaya kita tetap hidup dan berkembang.

Halo Sobat Budaya, mari kita jaga dan lestarikan budaya kita bersama-sama!