Hangok, Nasi Goreng Pesisir Kota Agung Tanggamus
oleh
Yuzar Purnama
Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Jawa Barat
Indonesia memiliki khasanah kuliner yang sangat beragam mulai dari ujung barat, pulau Sabang (Provinsi Aceh) sampai ujung timur, pulau Merauke (Provinsi Irian Jaya). Salah satu jenis kuliner yang favorit di kalangan anak-anak, remaja, dewasa, sampai orang tua adalah kuliner nasi goreng.
Nasi goreng awalnya merupakan hidangan sarapan pagi, namun kini nasi goreng selain sebagai hidangan sarapan pagi juga merupakan menu kuliner jajanan yang biasa marak pada sore hari sampai larut malam. Nasi goreng yang dihidangkan pada sore hari merupakan jajanan baik yang disediakan di gerobak pinggir jalan, di warung-warung, rumah makan, sampai restoran juga menyediakan menu pilihan kuliner jenis ini.
Pada masyarakat pesisir Kota Agung, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung terdapat sejenis kuliner nasi goreng yang belum terlalu dikenal baik oleh masyarakat Lampung maupun masyarakat lainnya di Indonesia. Keberadaan nasi goreng ini tentunya harus didokumentasikan dan disosialisasikan agar masyarakat mengenalnya. Pengenalan salah satu jenis kuliner ini tentunya selain sebagai upaya menjaga, memelihara, melindungi, juga untuk menyelamatkan mata budaya ini dari kepunahan.
Hangok adalah nasi goreng yang terbuat dengan menggunakan bahan utama berupa usus ikan khususnya ikan laut. Jenis usus ikan yang digunakan dalam pembuatan nasi goreng ini adalah jenis usus ikan yang memiliki ukuran cukup besar, karena pada ikan yang cukup besar akan memiliki hati dan jantung yang besar. Biasanya jenis ikan yang ususnya digunakan sebagai bahan untuk nasi goreng hangok adalah jenis ikan tongkol, ikan Nibung (Ikan Marlin), ikan selar, dan ikan mas yang ada telurnya (ikan air tawar).
Jenis ikan Nibung dan Tongkol di pesisir Kota Agung, Kabupaten Tanggamus harganya termasuk relatif mahal. Pada musim ikan jenis ikan ini harganya hanya Rp 10.000,- satu cucuk (1 ikat tali yang terdiri atas 10 ekor ikan), sebakul harganya Rp 100.000,- (100 ekor ikan). Sedangkan saat tidak musim ikan, 1 cucuk harganya mencapai Rp 50.000,- dan 1 bakul bisa mencapai Rp 500.000,-.
Biasanya pada saat ada upacara hajatan atau upacara adat pernikahan, sunatan, dan upacara adat lainnya ketika salah satunya menghidangkan masakan daging ikan, maka para pekerja yang membantu terutama pekerja bagian dapur akan berebut untuk mendapatkan usus ikan yang sengaja dibuang. Bapak-bapak dan ibu-ibu pun akan berlomba untuk mendapatkan usus ikan sebanyak-banyaknya untuk membuat Nasi Goreng Hangok di rumahnya.
Selain ikan, bahan lainnya yang digunakan adalah nasi, dan bumbu yang terdiri atas bawang merah, bawang putih, cabai kecil, cabai keriting, garam, dan daun salam agar wangi. Cara memprosesnya atau membuatnya tidak terlalu sulit yaitu bumbu yang sudah dibersihkan dan dipotong-potong kemudian dimasak di atas wajan lalu diaduk merata sampai agak matang dan beraroma. Usus ikan yang telah dibersihkan yang telah dipotong-potong kemudian dimasukkan dalam wajan. Setelah usus ikan dirasa telah matang dan tercampur bumbu secara merata, masukkanlah nasi dan diaduk-aduk sampai merata dan matang.