Provinsi Banten tidak hanya dikenal dengan kesenian debus yang sudah tersohor hingga ke mancanegara. Banyak kekayaan budaya lainnya yang menarik dan unik. Salah satu kekayaan budaya tersebut adalah dari bidang kuliner tradisional yang bernama bubur sop. Nama kuliner ini memang bukan khas dari Provinsi Banten. Bubur Sop juga merupakan nama salah satu kuliner khas warisan Kesultanan Deli. Dari kisah sejarahnya, tradisi warisan berbuka puasa dengan bubur sop – atau disebut juga dengan nama bubur pedas – telah ada sejak masa Kesultanan Deli pada 1909 yang saat itu dipimpin oleh Tuanku Sultan Makmun Al-Rasyid Perkasa Alam Syah. Bahan dasar bubur sop khas Kesultanan Deli terdiri dari beras, daging sapi, dan sayuran seperti kentang dan wortel serta ditambah rempah-rempah sebagai bumbu masaknya [1].
Selain memiliki kesamaan nama dengan salah satu kuliner di Kesultanan Deli. Bubur Sop juga menjadi salah satu kuliner khas di Cirebon (kabupaten/kota). Sajian bubur sop yang ada pada hampir setiap bulan ramadhan juga seakan menjadi salah satu “ritual” bagi warga Cirebon. Sajian bubur sop Cirebon ditandai dengan taburan “suwiran” daging ayam [2].
Keterkaitan antara bubur sop warisan budaya kerajaan Sumatera tersebut dengan bubur sop yang ada di Provinsi Banten hingga saat ini belum dilakukan penelitian secara seksama. Sementara untuk kesamaan lainnya bahwa sajian bubur sop Pandeglang dengan bubur sop Kesultanan Deli hampir selalu ada di setiap bulan Ramadhan dengan waktu sajian adalah pada saat menjelang buka puasa.
Lain daerah dapat menjadikan sebuah perbedaan citarasa meski dengan penamaan kuliner yang sama. Bubur sop di Provinsi Banten memiliki cita rasa yang berbeda dengan bubur sop di Kesultanan Deli yang saat ini masuk dalam wilayah Kota Medan Provinsi Sumatera Utara. Bubur Sop Kesultanan Deli memiliki citarasa pedas dipadu dengan kuah daging sapi. Sementara bubur sop di Cirebon ditandai dengan taburan suwiran daging ayam. Berbeda dengan bubur sop Pandeglang yang menggunakan kuah dan “suwiran” ikan pindang.
Nama Bubur Sop Pandeglang sebenarnya hanya diperuntukan pada jenis kuliner tradisional setingkat kabupaten/kota. Spesifikasi wilayah di Kabupaten Pandeglang yang kerap menyajikan bubur sop adalah di Kecamatan Labuan. Di kecamatan Labuan, kerap ditemukan kuliner bubur sop pada saat bulan Ramadhan. Lokasi penyajian bubur sop di Labuan tersebar di wilayah kampung sawah, kampung masjid, Pangeuseupan, Caringin, Cigondang dan Carita [3].
Bubur sop di Labuan memiliki dua versi utama, yaitu versi kental dan cair. Bubur sop versi lebih kental diproses dengan cara merebus sayuran bersama dengan bahan lainnya.Sementara untuk versi yang lebih cair, sayuran hanya dicuci bersih dan ditaburkan di atas bubur sop yang sudah matang. Meski memiliki dua versi, bahan dan proses pemasakan secara umum adalah sama.
Dikutip dari www.biem.co [4], bahan utama bubur sop terdiri dari 1 mangkuk nasi matang, 2 buah wortel ukuran sedang, 100gr kol putih, 100 gr buncis, 1 liter air, 2 siung bawang putih, 3 butir bawang merah, 1 sdm bawang goreng, 1/2 sendok teh lada bubuk, 1 sachet kaldu ayam bubuk, Gula dan garam secukupnya. Bahan pelengkapnya terdiri dari Terasi goreng (digoreng dengan irisan bawang merah), Suwiran ikan pindang tongkol goreng, Kuah kaldu pindang tongkol, Pilus cukur, Sambal rawit, Daun bawang, Daun seledri, dan, 1 buah tomat sedang.
Proses pembuatan adalah sebagai berikut:
- Didihkan air, masukkan nasi dan sayuran yang telah dicuci dan dipotong-potong. Masak hingga nasi menjadi bubur dan sayuran matang. Tambahkan lada, gula, garam dan kaldu bubuk. Masukkan daun bawang, seledri dan tomat yang dipotong kecil-kecil. Aduk sampai tercampur dan matang. Matikan api.
- Tuang bubur ke dalam mangkuk. Tata bahan pelengkap di atasnya. Taburkan daun bawang dan bawang goreng di atasnya. Terakhir, siram dengan kuah pindang.
Dalam beberapa penyajian variasi bahan pelengkap terkadang dilakukan oleh penjual bubur sop. Sepertihalnya dengan pemakaian kerang yang diproses dengan cara dimasak bersama dengan bahan lainnya. Meski dengan rasa yang agak berbeda, namun ciri khas bubur sop tetap dipertahankan.