Judul

Edisi

Penerbit                           

Unduh

Catatan Redaksi

: Buletin Narasimha

: No. 06/VI/2013

: Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi D.I. Yogyakarta

: bit.ly/narasimha2013

: Bangunan Cagar Budaya dan Memori Kolektif Masyarakat

    Eksistensi karya penyejarahan manusia di dalam proses dan dinamika kehidupannya mempunyai koherensi dengan berbagai hal, baik idealisme, norma, nilai, prinsip, strategi, ruang, maupun objek fisik. Objek bendawi pada prinsipnya merupakan ruang atau wadah sebagai tempat di dalam mengkonfigurasikan berbagai aktivitasnya. Aktivitas manusia sebagai subjek di dalam waktu tertentu dapat dimaknai, mempunyai nilai, dan terkait serta menjadi bagian penting memori kolektif masyarakatnya. Hal itu secara konkrit terkonfigurasi di dalam citra bangunan, sejarah pemanfaatan, keaslian desain bangunan, setting, dan corak arsitekturalnya. Perlu diketahui, bahwa objek yang menjadi bagian memori kolektif penting masyarakat di dalam suatu citra ruang sering menjadi tenger atau penanda bagi lingkungan masyarakat (land mark).

    Keberadaan citra bangunan di dalam sebuah kawasan maupun perkotaan, tidak jarang dapat menjadi penanda langgam gaya arsitektural pada periode tertentu. Bahkan hal itu juga dapat untuk menandai era zaman tertentu dan menjadi bagian simbol-simbol tertentu di dalam sebuah daerah. Eksistensi itu pada dasarnya terkandung signifikansi yang tinggi dan penting bagi masyarakatnya. Persepsi yang terlepas dari fondasi nilai kesejarahan dan kultural akan mendapatkan konklusi yang historis dan pilihan strategi pragmatis jangka pendek yang menegasikan otentisitas dan nilai pentingnya. Sedangkan perspektif historis dan kultural akan menghasilkan konklusi yang mengedepankan otentisitas, karakteristik, dan keunikan yang menitikberatkan pendekatan berkelanjutan dengan pilihan strategi jangka panjang serta dilakukan secara komprehensif.

    Tidak salah apabila sebuah data dan dokumen tentang keberadaan warisan budaya mempunyai urgensi untuk diidentifikasi dan verifikasi, baik secara verbal, visual, dan piktorial, hal itu sebagai bahan untuk dilakukan analisis. Berbagai data warisan budaya itu perlu dilakukan ekspose untuk disosialisasikan dan menjadi bahan bagi kepentingan internalisasi berbagai sumberdaya arkeologi kepada masyarakat. Pada masa yang akan datang aset warisan budaya itu dapat terus diaktualisasikan sehingga menjadi potensi yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Di samping itu, berbagai objek itu akan menjadi bagian memori kolektif masyarakat dan simbol-simbol eksistensi peradaban bagi generasi penerus bangsa. Apapun langkah kerja upaya pelestarian yang telah dilakukan, tetapi apabila itu dilaksanakan secara terus-menerus dan berkualitas akan menjadikan bermanfaat dan penting bagi kehidupan bangsa dan pembangunan kebudayaan nasional.