TOKOH DEWA RUCI DALAM TRADISI WAYANG JAWA TIMUR

0
28

Dewa Ruci adalah tokoh spiritual dalam mitologi Jawa, sering digambarkan dalam pertunjukan wayang kulit dan wayang golek (wayang kayu). Kisah Dewa Ruci terutama berasal dari adaptasi Jawa dari kisah Mahabharata, khususnya berfokus pada petualangan Bima (juga dikenal sebagai Bhima atau Werkudara) yang merupakan salah satu saudara Pandawa. Kisah ini melibatkan pencarian Bima akan pencerahan spiritual dan kebenaran yang hakiki. Ia diperintahkan oleh gurunya, Drona, untuk menemukan “air suci” (Tirta Amerta) yang memberikan keabadian dan kebijaksanaan. Perjalanan, kemudian membawanya melalui berbagai cobaan dan kesengsaraan, melambangkan tantangan yang dihadapi seseorang dalam mencari pengetahuan dan pencerahan sejati. Bima akhirnya bertemu dengan sosok dewa kecil bernama Dewa Ruci di kedalaman lautan. Meski Dewa Ruci bertubuh kecil, Bima menyadari kesaktian dan kebijaksanaannya yang luar biasa. Dewa Ruci, kemudian membimbing Bima ke dalam wujud mungilnya, melambangkan perjalanan ke dalam, menuju diri. Di dalam Dewa Ruci, Bima mengalami kesadaran mendalam dan memperoleh pencerahan spiritual.

Tokoh Dewa Ruci dalam wayang Jawa Timur mempunyai konotasi filosofis dan spiritual yang mendalam seperti dalam tradisi Jawa lainnya, namun tetap disesuaikan dengan nuansa budaya khas Jawa Timur. Dewa Ruci dalam wayang Jawa Timur tetap menjadi tokoh penting yang mewakili pencerahan spiritual, kebenaran batin, dan ajaran filosofis yang bersumber dari Mahabharata. Dewa Ruci mewujudkan batin dan kebenaran hakiki. Kisah ini menekankan pentingnya introspeksi, kerendahan hati, dan pencarian pemahaman spiritual yang tiada hent atau tanpa akhir. Narasinya berfungsi sebagai alegori perjalanan hidup, di mana seseorang harus mengatasi tantangan eksternal untuk menemukan kedamaian batin dan pencerahan. Ajaran Dewa Ruci selaras dengan konsep filosofi Jawa seperti “Manunggaling Kawula Gusti” (kesatuan jiwa individu dengan Yang Ilahi) dan “Sangkan Paraning Dumadi” (asal usul dan tujuan keberadaan manusia). Wayang Dewa Ruci dalam wayang Jawa Timur dibuat dengan rumit, seringkali berukuran lebih kecil untuk melambangkan sifat ketuhanan namun rendah hati. Desainnya mungkin mencakup gaya seni daerah tertentu yang unik di Jawa Timur. Ekspresi boneka yang tenang dan bijaksana digambarkan dengan cermat untuk menyampaikan makna spiritualnya.

Pertunjukan wayang Jawa Timur menggabungkan musik gamelan tradisional, yang mencakup instrumen daerah yang unik dan gaya musik yang meningkatkan penceritaan. Dalang memainkan peran penting dalam menafsirkan dan menyampaikan pesan filosofis cerita kepada penonton, sering kali melakukan improvisasi dialog untuk mencerminkan isu-isu sosial dan moral kontemporer. Kisah Dewa Ruci merupakan bagian penting dari warisan budaya Jawa Timur yang dilestarikan melalui pertunjukan wayang rutin dan program pendidikan. Upaya yang dilakukan untuk menjaga tradisi tetap hidup adalah dengan melatih para dalang dan generasi baru dalam seni wayang. Narasi berfungsi sebagai alat pendidikan, mengajarkan nilai-nilai seperti ketekunan, kesadaran diri, dan pencarian pengetahuan yang lebih tinggi. Pertunjukan sering kali memasukkan pelajaran moral yang relevan bagi penonton, sehingga menjadikan kisah kuno dapat diakses dan bermakna dalam konteks modern. Tokoh wayang Dewa Ruci dalam wayang Jawa Timur merupakan simbol penting pencerahan spiritual dan kebijaksanaan filosofis. Melalui adaptasi regional dalam pertunjukan dan desain, cerita ini terus menyampaikan pelajaran budaya dan moral yang penting, melestarikan kekayaan warisan Jawa Timur.

sumber foto : https://javanologi.uns.ac.id/wp-content/uploads/sites/26/2022/11/dewa-ruci-2.jpg