Sumur di Desa Klinterejo

0
957

Kabupaten Mojokerto identik dengan pusat kerajaan Majapahit yang memiliki sebaran tinggalan arkeologi di dalamnya salah satunya adalah temuan berupa sumur. Sebagai pusat kerajaan tentunya memiliki pemilihan tempat yang tepat dengan akses yang dapat mengakomodir semua kebutuhan masyarakatnya salah satunya adalah pemenuhan kebutuhan masyarakat akan air.

Wilayah Mojokerto memiliki kualitas sumber air yang cukup didukung dengan bentang lahan yang termasuk sebagai daerah aluvial fasies gunung api. Keletakan ini memungkinkan ketersediaan air tanah dan air permukaan yang melimpah di Trowulan sebagai pusat kerajaan dan sekitarnya termasuk di Situs Klinterejo.

Sebagai sebuah kota yang padat penduduk, tentu kebutuhan akan pemenuhan air juga mutlak diperlukan. Pada umumnya untuk memenuhi kebutuhan air dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat mengambil air tanah dengan cara membuat sumur yaitu menggali tanah dengan kedalaman sekitar 3 – 6 m untuk mendapatkan kualitas air yang baik. Sumur tersebut kemudian diberi perkuatan berupa lapisan struktur bata dan tembikar atau disebut dinding sumur.

Secara umum temuan sumur terbagi menjadi dua macam bahan yaitu berbahan bata dan tembikar. Sumur yang terbuat dari struktur bata berbentuk bujursangkar dan atau bulat, sedangkan sumur berbahan tembikar berbentuk bulat atau biasa disebut jobong. Temuan arkeologis berupa sumur  bisa dijadikan sebagai indikator adanya permukiman kuno pada masa Majapahit termasuk di sekitar Situs Klinterejo. (Lap. Inventarisasi Kab.Mojokerto Tahap II)