Perjalanan Alun-alun Sidayu Gresik

0
3321

Dinamika perjalanan sejarah Sidayu dapat diketahui dengan menelusuri berbagai sumber sejarah, baik dalam bentuk kebendaan, berita asing maupun keterangan-keterangan yang didapatkan dari tradisi lisan. Nama Sidayu pernah disebutkan oleh Tome Pires dalam Sumo Oriental. Sidayu yang dalam Sumo Oriental disebut Cedayo adalah daerah yang terletak diantara Tuban dan Gresik. Sidayu bukan kota perdagangan, namun kota kecil ini dianggap penting karena letaknya yang dilewati oleh Bengawan Solo sehingga menjadi daerah yang menjadi penghubung antara daerah pedalaman dengan pesisir Jawa. Dengan letak yang sedemikian tidak menutup kemungkinan pada masa kejayaan kerajaan Majapahit ataupun sebelumnya Sidayu juga menjadi daerah penghubung antara daerah pedalaman dan pesisir. Tome Pires mencatat bahwa penguasa Sidayu adalah seorang anak muda yang usianya sekitar dua puluh tahun, ia dikenal dengan nama Pate Amiza. Pate Amiza merupakan menantu dari penguasa negeri Gresik dan merupakan sepupu tertua Pate Unus dan Pate Rodim. Dengan berkuasanya Pate Amiza di Sidayu, pastilah kota ini ditata seperti layaknya kota-kota lainnya pada masa itu. Pola tata kota yang masih dapat dilihat dari sisa-sisa bangunan yang ada menunjukkan bahwa pola tata kota Sidayu merupakan pola tata kota kuna masa Islam. Tata kota Islam lama di Indonesia dapat dikenali dari susunan pusat kotanya, dimana di tengah kota adalah alun-alun yang dikelilingi bangunan utama, di sebelah selatan alun-alun terdiri dari banunan keraton, di sebelah barat alun-alun adalah bangunan masjid agung, di sebelah timur alun-alun terdapat pasar. Wertheim menambahkan bahwa jalan-jalan utama pada kota itu lurus dan perpotongan membentuk bujursangkar. Penguasa tinggal di istana atau kadipaten yang pada kota-kota di Jawa menghadap ke utara. Penduduk kota tinggal di kampung-kampung di pusat kota secara berkelompok (Wetheim, 1956:147, Nayati, 1996:190, Waluyo, 2004:15).

Keberadaan alun-alun sebagai identitas kota Islam lama merupakan hal yang sangat penting dimana fungsi dari alun-alun itu sendiri adalah sebagai tempat berinteraksinya penguasa dengan rakyatnya, begitu juga dengan alun-alun Sidayu yang pada masa lalunya merupakan tempat berinteraksinya penguasa Sidayu dengan rakyatnya. Walaupun saat ini alun-alun Sidayu telah mengalami pergeseran fungsi tetapi pada masa kinipun keberadaan alun-alun Sidayu masuh dimanfaatkan sebagai tempat masyarakat Sidayu untuk berinteraksi satu dengan lainnya dan untuk mengadakan berbagai aktivitas kemasyarakatan.

Lap. Kegiatan Inventarisasi Tinggalan Purbakala di Kab. Gresik