Meriahkan Pameran Budaya Panji Di Kediri

0
614

BPCB Jawa Timur berpartisipasi dalam Pameran Budaya Panji di Kediri. Acara ini merupakan bagian dari Festival Panji Nusantara 2019 yang terselenggara atas kerjasama Pemerintah Kabupaten Kediri, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Tema yang diusung dalam pameran yang digelar dari tanggal 7 hingga 13 Juli ini adalah Kampung Panji dan Rumah Peradaban. Mengikuti tema itu, BPCB Jawa Timur pun membawa materi dan koleksi yang mendukung tema tersebut.

Materi yang dibawa dalam  pameran kali ini, pertama adalah latar belakang kisah panji yang mengetengahkan tentang apa yang dimaksud dengan kisah panji itu. Panji merupakan kumpulan kisah yang berasal dari Jawa Timur periode klasik. Tepatnya dari masa Kediri dan Populer pada era Majapahit. Kisah ini, menurut Poerbatjaraka, adalah cerminan dari kisah Raja Kameswara dan permaisuri Sri Kiranaratu.

Materi kedua memuat tentang candi-candi di Jawa Timur yang diidentifikasi memiliki keterkaitan dengan kisah panji. Objek-objek ini dikompilasikan dari riset yang pernah dilakukan oleh beberapa ahli. Objek-objek itu, antara lain; Candi Jabung, Candi Penataran, Candi Surawana, Situs Gambyok, Candi Menak Jinggo, dan beberapa candi di Gunung Penanggungan.

Untuk memperkaya materi tersebut, dibawa pula beberapa koleksi yang terkait. Koleksi itu berupa tiga buah batu relief, dan duplikat relief. Tiga batu relief yang dibawa berasal dari Gunung Penanggungan. Dua batu dari Candi Selokelir dan Candi Yudha.

Ketiganya memiliki keterkaitan dengan materi panji. Batu relief  menggambarkan tokoh yang memakai topi ‘tekes’. Bentuk topi inilah yang sering disebut sebagai ciri dari penggambaran tokoh panji dalam relief candi.

Duplikat relief yang dibawa berasal dari Candi Surawana dan Situs Gambyok. Relief  Candi Surawana menggambarkan adegan dalam kisah Sri Tanjung. Sedangkan relief Situs Gambyok diidentifikasi sebagai Hikayat Panji Kuda Semirang. Panil ini memuat adegan ketika Panji menunggu kekasihnya Mertalangu pada malam hari. (Betty Nurlaila)