Jembatan Petekan Riwayatmu Doeloe

0
2203

Jembatan besi sepanjang 150 m ini tampak makin menua di tengah Sungai Kalimas di daerah Surabaya Utara, tepatnya di Kecamatan Pegirian. Jembatan Petekan dibangun oleh NV. Braat and Co. tahun 1900. Jembatan ini memisahkan Sungai Kalimas dan muara Selat Madura.

Nama ‘Petekan’ diambil dari bahasa Jawa ‘Petek’ yang berarti ‘ditekan’. Dengan menekan tombol mekaniknya (‘dipetek’) maka geladak jembatan akan naik, dan alur pelayaran akan terbuka sehingga kapal-kapal dapat lewat. Hal ini dikarenakan Sungai Kalimas dulu merupakan alur transportasi perdagangan ke daerah Kembang Jepun.

Jembatan ini mempunyai ketinggian 1.70 m di atas permukaan air sungai saat pasangg dan 1.20 m di bawah jalan raya. Berukuran 11 m x 50 m, terbagi 2 bagian yaitu sebelah barat dan timur pilar jembatan. Konstruksi geladaknya terdiri dari balok-balok gelagar yang  terpasang searah panjang konstruksinya dan diikat dengan baja siku yang posisinya menyilang diantara balok-balok gelagar. Balok-balok ini dan baja siku merupakan tumpuan untuk papan kayu jati geladak yang kemudian diberi lapisan aspal. Dahulu geladak dapat digerakkan ke atas oleh baja pengungkit yang dijalankan oleh mesin penggerak yang berada di kedua sisi jembatan. Pada tempat mesin penggerak baja pengungkit sisi utara terdapat ruangan operator dengan atap dari papan jati. Jembatan ini memiliki lampu penerangan yang terpasang di bangunan menara dan kedua sisi ujung jembatan. Pada tahun 1980an geladak jembatan tidak bisa diangkat lagi, dan januari 2011 geladak jembatan dipotong karena balok-balok gelagar dan siku dicuri (2010) sehingga geladak ambruk ke sungai dan menghalangi pelayaran kapal-kapal di bawahnya. (Sumber: Lap. Inv&Reg. Benda Budaya Kota Surabaya Tahap III)