Pasemah merupakan dataran tinggi sepanjang 70 km yang membentang arah barat laut-tenggara yang merupakan bagian dari gugusan bukit barisan. Di dataran tinggi inilah yang kemudian dikenal oleh para arkeolog, karena ditemukan sebaran tinggalan arkeologis dari masa megalitik. Tinggalan tersebut meliputi: dolmen, arca batu, tetralith, batu datar, lumpang batu, lesung batu, menhir, kubur batu, lukisan bilik batu, batu berelief, (van der Hoop, 1932; Prasetyo, 2006, Sukendar, 2004), dan kubur tempayan (Indriastuti, 2011). Batas geografis yang mudah dikenali adalah berada antara Gunung Dempo di sebelah barat daya dan ke arah timur laut terdapat bukit Gumai, lalu di sebelah tenggara adalah bukit Patah. Di bawahnya mengalir sungai Lematang dan sungai Musi yang menjadi penyatu antara Palembang dan dataran tinggi Pasemah.
Wilayah persebaran situs-situs megalitik Besemah meliputi Kabupaten Lahat, Kota Pagar Alam dan sebagian di Kabupaten Empat Lawang. Secara Geografis wilayah ini dibagi menjadi 3 satuan morfologi, yaitu satuan morfologi pegunungan, satuan morfologi bergelombang, dan satuan morfologi dataran. Satuan morfologi pegunungan dengan puncaknya diantaranya Gunung Dempo (3159m) dan Pegunungan Gumai (1700 m). Pada satuan morfologi ini umumnya lereng agak terjal, lembah sempit dan di beberapa tempat terdapat jeram. Saluran berpola teranyam terdapat di lereng atau kaki bukit. Satuan morfologi bergelombang mempunyai ketinggian puncak 250 m, dengan lereng umumnya landai serta sungai berlembah dan berkelok-kelok. Di beberapa tempat terdapat lubuk, pola saluran di daerah ini berbentuk dendritik. Adapun satuan morfologi dataran dimanfaatkan sebagai lahan pertanian, dengan bentuk sungai berkelok-kelok dan umumnya pola salurannya bersifat dendritik.
Pada dataran tinggi Besemah banyak dijumpai danau atau tebat. Danau ini berupa cekungan yang menampung air sungai dari atas dan mengalirkan kembali pada sungai yang terdapat di bawahnya. Beberapa danau atau tebat itu pada umumnya menjadi tempat bermukim penduduk. Sejumlah perkampungan menggunakan nama tebat di depannya yang menunjukkan bahwa desa mereka dibangun di sekitar danau, walaupun danau itu sudah tidak ada lagi. Sejumlah tebat masih dapat dijumpai keberadaannya seperti tebat-tebat di Kecamatan Pajar Bulan, Kabupaten Lahat, antara lain Tebat Kota Raya, Tebat Bantuan, Tebat Mandian dan Tebat Serut.
Tutupan lahan (landcover) dari sebaran situs-situs megalitik di atas, meliputi hutan primer, hutan sekunder, pertanian campuran, sawah, danau dan perkampungan. Hutan primer masih dijumpai pada lereng atas dan lereng tengah Gunung Dempo, sementara pada lereng bawah umumnya pertanian campuran berupa tanaman teh, kopi, dan palawija. Pertanian campuran berupa tanaman kopi dan palawija ditemukan pula di dataran lembah. Selain itu di dataran lembah juga terdapat sawah. Perkampungan terkonsentrasi di dataran lembah, memanjang di tepi jalan dan tepi sungai atau sekitar danau. Pada lereng atas dan tengah Pegunungan Gumai terdapat hutan sekunder, sedangkan di lereng bawah hutan telah berganti menjadi pertanian campuran.
Lingkungan alam perbukitan yang membujur dengan arah barat laut – tenggara, menunjukkan kondisi geologi lokal yang dialasi oleh satuan batuan tufa, dan diatasnya diendapkan batuan beku andesit, lalu terdapat jejak kegiatan tektonik berupa patahan (fault) dan kekar (joint) pada batuan beku andesit. Dijumpai pula satuan batuan tufa tersingkap di sejumlah lokasi seperti di Tanjung Aro dan Gunung Megang menunjukkan distribusi batuan beku andesit berupa boulder-boulder tersebar luas di sekitar situs- situs megalitik Pasemah. Adapun batuan penyusun daerah ini diperkirakan berumur Plistosen Akhir yang didasarkan pada keletakannya di atas Formasi Kasai yang berumur Plio-Plistosen (Intan, 1993).
Secara astronomis wilayah kawasan Pasemah berada 03° 46’32” dan 04° 02’23” LS – 103° 36’17” dan 103° 12’30” BT. Dataran tinggi Pasemah itu sendiri rata-rata berada pada ketinggian 400 – 875 m dpal. Wilayah Pasemah berjarak ± 219 km dari kota Palembang ke arah barat. Daerah ini meliputi 2 wilayah administratif yaitu Kabupaten Lahat dan Kota Pagar Alam yang terletak di kaki Gunung Dempo yang merupakan gunung tertinggi di Sumatera Selatan (± 3159 M). Daerah Besemah atau Pasemah merupakan dataran tinggi dan pegunungan yang bergelombang yang meliputi daerah Pagaralam dan Lahat. Ketinggian wilayah sangat bervariasi, dari ketinggian sekitar 441 meter dpl ( diatas permukaan laut ) sampai dengan 3.000-an meter lebih dpl. Daerah dataran tinggi 441 meter sampai dengan 1.000 meter dpl, sedangkan daerah berbukit dan bergunung ( bagian pegunungan ) berada pada ketinggian di atas 1.000 meter hingga 3.000 meter lebih dpl. Titik tertinggi adalah 3.173 meter dpl, yaitu puncak Gunung Dempo (Bos, 1947:35 ), yang sekaligus merupakan gunung tertinggi di Sumatera Selatan. Daerah Gunung Dempo dengan lereng-lerengnya pada sisi timur dan tenggara mencakup 58,19 % dari luas wilayah Kota Pagar Alam sekarang yang 633,66 hektar ( Bappeda, Kabupaten Lahat, 2003). (Peta Rupa Bumi Bakosurtanal, dan Survei Lapangan 2012).