Tim Arkeologi Bawah Air Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi (BPCB Jambi) melaksanakan kegiatan survei bawah air di Perairan Pulau Lima Kecamatan Selat Nasik Kabupaten Belitung Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kegiatan survei ini bertujuan untuk mengetahui potensi tinggalan bawah air di Perairan Selat Nasik. Pelaksanaan kegiatan survei ini berlangsung dari tanggal 18 – 28 November 2014. Dalam pelaksanaan kegiatan survei ini juga melibatkan penyelam dari Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Museum, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belitung, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Belitung.
Perjalanan survei ini dapat ditempuh dengan menggunakan kapal motor selama 3 jam yang dimulai dari pelabuhan Pegantungan (Kabupaten Belitung) menuju ke Pulau Buntar. Tim survei peninggalan bawah air BPCB Jambi mengambil lokasi base camp di Pulau Buntar. Secara administratif Pulau Buntar merupakan sebuah dusun yang berada dalam wilayah Desa Gresik, Kecamatan Selat Nasik dan termasuk dari salah satu gugusan Pulau Lima. Pulau Buntar merupakan daerah yang terdekat dari lokasi atau titik ditemukannya peninggalan arkeologi bawah air. Perjalanan menuju ke lokasi dari pulau Buntar dapat ditempuh dengan menggunakan kapal motor selama kurang lebih 20 menit. Lokasi atau titik ditemukannya peninggalan arkeologi bawah air oleh masyarakat sekitar disebut dengan nama Gosongro. Titik temuan di situs Gosongro ditandai dengan terlihatnya peninggalan arkeologi dari permukaan air laut berupa salah satu bagian kapal tenggelam (kemudi). Bagian kemudi tersebut berada pada kedalaman 5 meter dengan posisi mencuat ke atas (vertikal) dan di tengah-tengah terumbu karang.
Survei peninggalan bawah air dilakukan dengan cara penyelaman. Tim penyelaman BPCB Jambi dibantu oleh 1 orang dive master dari Bangka, 1 orang Direktorat PCBM, 1 orang DKP Kabupaten Belitung, 2 orang Dinas Pendidikan dan Kabudayaan Kabupaten Belitung. Hasil penyelaman di situs Gosongro menunjukkan adanya kapal tenggelam beserta barang muatannya, akan tetapi kondisi kapal tenggelam tersebut cukup memprihatinkan. Hal tersebut terlihat dari pengamatan sudah banyak bagian-bagian kapal yang telah hilang. Bagian kapal yang masih tersisa antara lain kemudi, kemungkinan bagian tubuh kapal terindikasi dengan adanya potongan-potongan kayu dan besi, jangkar, pasak kayu, propeler dan beberapa bagian kapal yang sulit untuk diidentifikasi. Selain itu barang muatan kapal tenggelam tersebut juga sudah banyak yang hilang. Barang- barang yang masih tersisa dan sudah dapat diidentifikasikan adalah botol- botol dengan variasi 5 bentuk, pasak kayu, guci yang masuk dalam kategori stoneware, keramik eropa (piring), potongan bagian kapal dengan kaca di bagian tengah, batubara berbentuk bongkahan persegi empat.