Arca Dwarapala ini merupakan arca yang ditemukan pada saat dilakukan ekskavasi di sekitar gapura Candi Gedong 2. Wajar mengapa arca ini ditemukan di sekitar gapura karena keberadaan arca dwarapala di area candi berfungsi sebagai arca penjaga. Pada saat ditemukan Arca Dwarapala dalam posisi tengkurap, mungkin saja pada zaman dahulu arca ini terjatuh dari posisi semula yaitu di depan gapura.

Arca Dwarapala Muarajambi memiliki atribut umum yang biasa melekat pada arca penjaga yaitu perisai di tangan kanan dan gada di tangan kiri Arca Dwarapala Muarajambi memiliki ukuran yang berbeda dengan arca dwarapala pada umumnya di Indonesia. Keunikan ukuran tersebut memberikan kesan keterbukaan bagi siapa saja yang hendak belajar dan beribadah di kawasan percandian muarajambi sebagai suatu area pembelajaran. Gesture arca dwarapala ini juga tidak digambarkan dalam bentuk menyeramkan misalnya dengan wajah menyeramkan dan sebagainya namun justru ditampilkan dalam wajah tersenyum. Hal unik lainnya juga terlihat pada perhiasan arca dwarapala tersebut. Atribut yang melekat pada arca dwarapala pada umumnya berupa perhiasan yang menyeramkan, namun demikian cukup mengherankan bahwa arca di Muarajambi cukup dengan perhiasan bunga, menarik bukan. Adapun bunga tersebut memiliki makna kedamaian atau kasih sayang.

Makara-makara di situs Candi Kedaton baru ditemukan pada saat proses pemugaran gapuranya. Ada 3 atau 4 makara yang ditemukan masing-masing di gapura bagian dalam dan gapura bagian luar. Inskripsi ini berada pada makara yang ditemukan di sisi luar. Pada salah satu sisinya terdapat inskripsi yang berbunyi songa yang berarti semoga. Inskripsi di Candi Kedaton juga ditemukan pada makara di sisi dalam gapura. Inskripsi tersebut menggunakan aksara palawa dan bahasa sanskerta. Jenis aksaranya rupanya berbeda dengan inskripsi-inskripsi yang sudah ditemukan di Muarajambi sebelumnya.

Inskripsi ini menggunakan gaya kadiri kuadrat. gaya tulisan ini populer pada sekitar abad 11 di Indonesia. lalu apa artinya tulisan yang terpahat pada makara? ini dia klo kita eja, pa mur si ta ni ra pu Kusuma, yang berarti tempat bersemedinya Pu Kusuma. Sahabat budaya akhirnya kita dapat memetik pelajaran bahwa benda-benda dari zaman dahulu itu tak semata menjadi objek keindahan namun memberikan makna dan nilai yang tinggi sebagai penjaga harmoni.