Stambuk Tahun 1910 dan Beberapa Tinggalan Belanda di SD 1 Kawan Bangli

0
1840

Ratu Wilhelmina di awal naik tahta pada tahun 17 September 1901 menyampaikan dengan tegas dalam pidato pembukaan Parlemen Belanda, bahwa pemerintah Belanda mempunyai panggilan moral dan hutang budi (een eerschuld) terhadap bangsa bumiputera di Hindia Belanda. Ratu Wilhelmina menuangkan panggilan moral tersebut ke dalam kebijakan politik etis, yang terangkum dalam program Trias Van deventer yang meliputi:

  1. Irigasi (pengairan), membangun dan memperbaiki pengairan-pengairan dan bendungan untuk keperluan pertanian.
  2. Imigrasi yakni mengajak penduduk untuk bertransmigrasi.
  3. Edukasi yakni memperluas dalam bidang pengajaran dan pendidikan.

SD 1 KawanPasca dimulainya Politik Etis di Indonesia maka salah satu daerah di Bali yaitu di Kabupaten Bangli dibangunlah Hollandsch Inlandsche School (HIS) yang saat ini telah berganti nama menjadi Sekolah Dasar Negeri 1 Kawan, Bangli. Poin tentang pendidikan telah memberikan ruang bagi masyarakat pribumi untuk mengenyam pendidikan walaupun masih terbatas hanya bagi bangsawan pribumi, anak punggawa kerajaan hingga orang tuanya yang bekerja di karesidenan Belanda.

Kursi dan Meja Zaman BelandaHIS sendiri merupakan sekolah rendah yang diperuntukkan bagi kaum bumiputera memiliki jenjang sekolah selama 7 tahun. Adapun beberapa tinggalan kolonial yang masih tersisa berupa bangunan sekolah dengan konsep arsitektur indis dengan menggunakan tulang konstruksi berupa kayu ulin. pada awalnya bangunan sekolah ini menggunakan genteng palembang (gentang yang didatangkan langsung dari palembang). selain bangunan juga terdapat kursi dan meja belajar yang menjadi satu kesatuan, saat ini hanya tersisa 14 buah. Rak Buku dengan dua daun pintu dan stambook (buku data sekolah) adapun tahun awal yang tercatat adalah 1910-1916, 1916-1920, 1921-1924 1941-1946, 1948-1952.

StambukNamun sangat disayangkan beberapa arsip yang masih tersimpan dan ada beberpa lagi telah hilang. “Untuk stambuk tertua tahun 1910, kemungkinan besar nama- nama siswa yang tercantum sudah meninggal dunia. Atau mungkin bahkan sudah berenkarnasi,” Ujar Kepala Sekolah.